l. Seorang sisya (siswa) hendaknya tidak menentaang gurunya
  m. Apabila sedang berbicara dengan guru, seorang sisya (siswa) hendaknya tidak membelakangi gurunya, atau berbicara sambal berjalan
  n. Seorang sisya (siswa) hendaknya berlaku seperti itu pula kepada istri gurunya, putra putri gurunya, berserta keluarga dan kerabat guru lainnya
   Dari pemaparan di atas, kedua kitab tersebut menjelaskan tentang bagimana etika seorang penuntut ilmu ketika belajar. Seorang penuntut ilmu harus memuliakan ilmu dan ahli ilmu. Karena seseorang tidak akan mendapatkan ilmu dan manfaatnya selain dengan menghormatinya. Kitab Silakramaning Aguron-Guron menjelaskan banyak sekali etika menuntut ilmu yang harus dilakukan oleh seorang sisya (siswa). Kemudian diperjelas dan dilengkapi melalui kitab Ta'lim Muta'allim karya Imam Az-Azrnuji. Kitab Ta'lim Muta'allim menambahkan bahwa seorang penuntut ilmu harus memiliki niat yang lurus. Karena niat merupakan langkah awal yang harus diluruskan oleh seorang siswa.
Sumber:
Az-Zarnuji, 2019. Ta'lim Muta'allim. Solo: AQWAM
Irawan M. N., Aguk, 2018. Akar Sejarah Etika Pesantren di Nusantara Dari Era Sriwijaya Sampai Pesantren Tebu Ireng dan Ploso. Tangerang Selatan: Pustaka IIMaN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H