Mohon tunggu...
Andi Kurnia Muin
Andi Kurnia Muin Mohon Tunggu... Guru - teacher, writer

Menulislah agar kamu menjadi abadi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengelola Kelas Menurut Jhon W Santrock

11 Desember 2023   23:52 Diperbarui: 12 Desember 2023   02:52 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Resume Buku Psikologi Pendidikan

Judul buku : Psikologi Pendidikan 

Penulis: John W.Santrock

Penerbit: Kencana Prenada Media Grup

Cetakan: ke-2

Tahun : 2008

Jumlah Halaman                : 748 halaman

Judul Bab yang Diresume      : BAB 14 MENGELOLA KELAS

Halaman          : 551 sampai 596


MENGELOLA KELAS

Sering terjadi, guru mengajar di kelas tapi seperti berbicara sendiri meski banyak siswa di dalamnya. Saat guru menjelaskan materi, siswa sibuk dengan pikiran masing-masing, ada juga yang sibuk mencari celah karena terhalang oleh punggung teman di depannya agar bisa melihat gurunya menerangkan. Pada situasi ini, guru dan siswa pasti tidak nyaman sehingga kesempatan mencapai tujuan pembelajaran terhambat. Lalu, apa yang harus dilakukan untuk move on dari situasi seperti itu?  Agar bisa move on, maka guru sebaiknya melakukan pengelolaan kelas dengan baik. Salah satu buku yang membahas tentang pengelolaan kelas adalah buku Psikologi Pendidikan yang ditulis oleh Jhon W Santrock.  Pada artikel kali ini, saya mencoba menyajikan resume buku Jhon W Santrock bab 14 yang membahas tentang Mengelola Kelas.

A. Mengapa Kelas Perlu Dikelola Secara Efektif

Kelas merupakan bagian dari konteks kultur sekolah yang lebih luas dan bahwa dalam area seperti itu kebijakan disiplin dan manajemen konflik harus mencerminkan dan konsisten dengan kebijakan sekolah dan guru lainnya di sekolah. 

  1. Isu manajemen di Sekolah Dasar dan Menengah

Kelas di di Sekolah Dasar dan Menengah (SMP dan SMA) mengandung banyak kemiripan. Pada semua level pendidikan, manajer kelas yang baik mendesain lingkungan fisik kelas untuk pembelajaran yang optimal, menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran, membangun dan menegakkan aturan, mengajak murid bekerja sama, mengatasi problem secara efektif dan menggunakan strategi komunikasi yang baik. Akan tetapi prinsip manajemen kelas yang baik terkadang diaplikasikan secara berbeda di sekolah dasar dan menengah karena perbedaan strukturnya.

  1. Kelas padat, kompleks dan potensi kacau

Dalam menganalisis lingkungan kelas, Walter Doyle (1986) mendeskripsikan 6 karakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya yaitu 1). kelas adalah multidimensional, 2). aktivitas terjadi secara simultan, 3). Hal-hal terjadi secara cepat, 4). Kejadian seringkali tidak bisa diprediksi, 5). Hanya ada sedikit privasi, dan 6). Kelas punya sejarah. 

  1. Memulai dengan benar

Salah satu kunci untuk mengelola kompleksitas adalah mengelola hari0hari pertama dan minggu-minggu awal masa sekolah secara cermat dan hati-hati. Hal yang harus digunakan pada masa-masa ini adalah 1). menyampaikan aturan dan prosedur yang digunakan kepada kelas dan mengajak murid bekerja sama untuk mematuhinya, 2). Mengajak murid terlibat aktif dalam semua aktivitas pembelajaran.

  1. Penekanan pada instruksi dan suasana kelas yang positif

Dahulu, sekolah menekankan pada disiplin. Kini, yang ditekankan adalah cara mengembangkan dan memelihra lingkungan kelas yang positif yang mendukung pembelajaran (Everstone, Emmer & Worsham, 2003). Jhon W Santrock menekankan pada visi tentang murid sebagai pembelajar aktif yang menghadapi tugas-tugas yang bermakna, yang berpikir secara reflektif dan kritis dan kerap berinteraksi dengan murid lain dalam pengalaman belajar bersama. 

  1. Tujuan dan strategi manajemen

Manajemen kelas yang efektif memiliki dua tujuan yaitu membantu murid untuk menghabiskan banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan, dan mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional. 


B. Mendesain Lingkungan Fisik Kelas

  1. Prinsip penataan kelas

Berikut ini empat prinsip dasar yang dapat dipakai untuk menata kelas (Everstone, Emmer & Worsham, 2003) ; 1).kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang, 2). Pastikan bahwa anda dapat dengan mudah melihat semua murid, 3). Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses, dan 4). Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas

  1. Gaya penataan

Dalam memikirkan bagaimana cara mengorganisasikan ruang fisik kelas, anda harus bertanya kepada diri sendiri tipe pengajaran seperti apa yang akan diterima murid (seluruh kelas, kelompok kecil, tugas individual dan lain-lain). Pertimbangkan penataan fisik yang paling mendukung aktivitas itu (Crane, 2001; Fickes,2001). Gaya penataan kelas ada dua yaitu 1). Penataan kelas standar (gaya auditorium, gaya tatap muka, gaya off-set, gaya seminar, gaya klaster) dan 2). Personalisasi kelas .


C. Menciptakan Lingkungan Yang Positif Untuk Pembelajaran

  1. Strategi umum

Strategi umum mencakup penggunaan gaya otoritatif dan manajemen aktivitas kelas secara efektif. 

1). Gaya otoritatif adalah gaya yang restriktif dan punatif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Gaya otoritatif akan membantu murid menjadi pembelajar ang aktif dan mampu mengendalikan diri. 

2). Jackob Kounin (1970) menyimpulkan bahwa guru yang efektif berbeda dengan guru yang tidak efektif bukan dari cara mereka merespun perilaku menyimpang murid, tetapi berbeda  dalam cara mereka mengelola aktivitas kelompok secara kompeten. Ciri-ciri manajer kelas yang efektif adalah : a) menunjukkan seberapa jauh mereka "mengikuti", b) atasi situasi tumpang tindih secara efektif, c).menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran, dan d) libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang. 

  1. Membuat, mengajarkan, dan mempertahankan aturan dan prosedur

Murid harus tau secara spesifik bagaimana aturan itu. Tanpa aturan dan prosedur yang jelas akan muncul kesalahpahaman yang bisa melahirkan kekacauan. Baik aturan maupun prosedur adalah pernyataan ekspektasi tentang perilaku (Everstone, Emmer & Worsham, 2003). Aturan fokus pada espektasi umum atau spesifikasi atau standar perilaku. Prosedur atau routines juga berisi espektasi tentang perilaku namun biasanya diterapkan untuk aktivitas spesifik dan diarahkan untuk mencapai suatu tujuan, bukan untuk melarang perilaku tertentu atau menciptakan standar umum. 

  1. Mengajak murid untuk bekerja sama

Agar murid mau diajak bekerja sama, ada tiga strategi yang dapat digunakan yaitu menjalin hubungan positif dengan baik murid, mengajak murid untuk berbagi dan mengemban taggung jawab dan memberi hadiah pada perilaku yang tepat.


D. Menjadi Komunikator Yang Baik

Terdapat tiga aspek utama dari komunikasi yaitu:

  1. Keterampilan berbicara

Dalam berbicara didepan kelas dan murid yang harus diingat adalah mengomunikasikan informasi secara jelas, Kejelasan (clarity) dalam berbicara adalah sangat penting agar pengajaran berjalan dengan baik. Beberapa strategi untuk berbicara secara jelas dengan kelas anda antara lain (Florez,1999): 1).menggunakan tata bahasa dengan benar, 2).memilih kosakata yang gampang dipahami dan tepat bagi level grade murid anda, 3).menerapkan strategi untuk menigkatkan kemampuan murid dalam memahami apa yang anda katakan, seperti menekankan pada kata-kata kunci, mengulang penjelasan atau memantau pemahaman murid, 4). Berbicara dengan tempo yang tepat. 5) Tidak menyampaiakn hal-hal yang kabur, 6)menggunakan perencanaan dan kemampuan logis sebagai dasar untuk berbicara secara jelas di kelas. 

  1. Keterampilan mendengar

Mendengar adalah keahlian penting dalam menjalin dan menjaga hubungan. Pendengar yang baik akan mendengar secara aktif. Pendengar aktif berarti memberi perhatian penuh pada pembicara, memfokuskan diri pada isi intelektual dan emosional dari pesan.Strategi untuk mengembangkan keterampilan mendengar aktif (Santrock & Halonen, 2002): 1) beri perhatian cermat pada orang yang sedang berbicara, 2)Parafrasa. Nyatakan apa yang baru saja orang lain katakana dengan kalimat anda sendiri, 3) Sintesiskan tema dan pola.4)beri umpan balik atau tanggapan dengan cara yang kompeten.

  1. Berkomunikasi secara nonverbal

Selain apa yang anda katakana, anda juga berkomunikasi melalui tangan anda, tatapan mata anda, menngerakkan mulut anda, menyilangkan kaki anda atau menyemtuh orang lain.


E. Menghadapi Perilaku Bermasalah

  1. Strategi Manajemen

Para pakar manajemen kelas Carolyn Everstone dan rekannya (Everstone, Emmer dan Worsham, 2003) membedakan antara intervensi minor dan moderat dalam menangani perilaku bermasalah. 

Intervensi minor. Beberapa problem hanya membutuhkan intervensi minor (kecil). Problem-problem ini biasanya adalah perilaku yang biasanya mengganggu aktivitas kelas dan proses belajar mengajar. Misalnya murid rebut, meninggalkan tempat duduk tanpa izi, makan permen dan lain-lain.

Strategi Intervensi Minor yang efektif antara lain (Everstone, Emmer dan Worsham, 2003): 1) Gunakan isyarat nonverbal, 2) terus lanjutkan aktivitas belajar, 3) dekati murid, 4) Arahkan perilaku, 5) Beri instruksi yang dibutuhkan, 6) suruh murid berhenti dengan nada tegas dan langsung, 6) beri murid pilihan.

Intervensi Moderat. Beberapa perilaku yang salah membutuhkan intervensi yang lebih kuat. Misalnya ketika murid menyalahgunakan privilesesnya, mengganggu aktivitas, mengganggu murid lain dan lain-lain. Berikut ini beberapa intervensi moderat untuk mengatasi problem jenis ini (Everstone, Emmer dan Worsham, 2003): 1) jangan beri privileses atau aktivitas yang mereka inginkan, 2) Buat perjanjian behavioral, 3) Pisahkan atau keluarkan murid dari kelas, 4) Kenakan hukuman atau sanksi. 

  1. Menghadapi Agresi

Kekerasan di sekolah yang lazim terjadi adalah perkelahian, bullying, dan pembangkangan atau permusuhan terhadap guru. 

Untuk menghadapi perkelahian di tingkat sekolah dasar, anda melakukan intervensi, beri perintah verbal dengan nada keras :"Hentikan!" Pisahkan murid yang berkelahi dan suruh mereka kembali ke aktivitas semula. Ditingkat menengah jika terjadi perkelahian maka anda membutuhkan satu atau dua orang dewasa. Umumnya adalah lebih baik mendinginkan pihak yang bertengkar sehingga mereka bisa tenang terlebih dahulu. Kemudian pertemukan keduanya untuk mendapatkan informasi penyebab pertikaian tanpa saksi. Selanjutnya tanyai saksi. 

Untuk mengurangi bullying strategi yang digunakan adalah (Limber, 1997, Olweus, 1984): 

1)Buat sanksi untuk tindakan bullying lalu umumkan di setiap kelas, 

2) buat kelompok persahabatan untuk anak yang sering menjadi korban bullying, 

3) adakan pertemuan kelas regular untuk mendiskusikan bullying dengan anak-anak, 

4) buat program penguatan sekolah dalam rangka "membuat anak menjadi lebih baik", 

5) masukkan pesan program anti bulliying ke tempat ibadah, sekolah dan aktivitas komunitas lainnya dimana anak-anak terlibat didalamnya, 

6) ajak murid yang lebih tua untuk bertindak sebagai pemantau dan mengintervensi jika mereka melihat bullying. 

            Untuk menghadapi anak yang melakukan pembangkangan  atau  permusuhan terhadap guru menurut Everstone, Emmer dan Worsham strateginya adalah tangani murid itu secara individual, lalu sampaikan konsekuensi dari pembangkangannya.

  1. Program berbasis kelas dan sekolah

Sejumlah program berbasis kelas dan sekolah untuk mengatasi perilaku bermasalah menggunakan pendekatan pengayaan kompetensi sosial dan resolusi konflik (Coire dan Dodge, 1998). Pendekatan pengayaan kompetensi sosial mencakup kontrol diri, manajemen stress, pemecahan masalah, pembuatan keputusan, komunikasi, resistensi teman sebaya dan asertivitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun