Mohon tunggu...
Aklisa novaalfianti
Aklisa novaalfianti Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa IAIN Jember
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang malas bukanlah orang yang bersiap menjemput kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aliran Filsafat Eksistensialisme dan Para Tokoh Filsufnya

6 Mei 2020   17:53 Diperbarui: 6 Mei 2020   17:52 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualikum wr wb

Disini saya akan menjelaskan sedikit tentang pengertian Aliran Filsafat Eksistensialisme dan Para Tokoh Filusufnya.

Baik langsung saja..

Pengertian Eksistensialisme

Pengertian eksistensialisme memang tidak mudah dirumuskan. Ini karena ketika ada definisi berarti adanya pembatasan. Istilah Eksistensialisme berasal dari kata latin " eksistere" yakni "ex" yang berarti "keluar" dan "sitere" yang berarti membuat, berdiri. Sehingga eksistensi berarti "apa yang ada", "apa saja yang dialami", "apa yang memiliki
kualitas". Secara singkatnya, eksistensi menekankan akan keberadaan.

Eksistensialisme pada dasarnya menekankan pada manusia yang konkrit atau seutuhnya. Manusia sebagai makhluk yang bereksistensi, sadar akan keberadaan dirinya. Kemudian kesempurnaan eksistensi terletak di dalam "segala sesuatu" konsep eksistensi sebagai suatu yang paling komperehensif dan paling universal yang mempunyai landasan objektif, karena ia bukan sekedar kata kosong atau hayalan pengertian kita belaka tetapi konsep ini memiliki keluasan yang paling luas melampaui semua bidang dari segi isi, dan konsep ini hanya menyangkut satu patokan yaitu eksistensi. Bila Hegel mengatakan eksistensi itu berkonsidasi dengan ketiadaan, sebaliknya gerakan eksistensialisme mengatakan konsep eksistensi itu tidak memperhatikan diterminasi-isi partikular dari eksisten itu
tetapi konsep ini adalah konsep yang seluruhnya tidak ditentukan.
     
Para Tokoh Eksistensialisme:

1. Jean Paul Sartre

Dia adalah seorang filsuf kontemporer dan penulis Prancis. Sartre menyatakan bahwa eksistensi lebih dulu ada dibanding esensi. Dalam artian bahwa manusia akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya jika manusia itu sudah mampu mencapai sifat dimana seseorang itu selalu ada/dikenal orang lain tentang keberadaannya dimanapun dia berada.

2. Soren Aabye Kierkegaard

Dia adalah seorang filsuf dan teolog abad ke-19 yang berasal dari Denmark. Inti pemikiran Kierkegaard yaitu eksistensi manusia bukanlah sesuatu yang statis tetapi senantiasa menjadi, manusia selalu bergerak dari kemungkinan menuju suatu kenyataan, dari cita-cita menuju suatu kenyataan hidup saat ini.

3. Karl Theodor Jaspers

Karl Theodor Jaspers memandang filsafat bertujuan mengembalikan manusia kepada dirinya sendiri. Dia adalah seorang filsuf eksistensialis dari Jerman. Eksistensialismenya ditandai dengan pemikiran yang menggunakan dan mengatasi semua pengetahuan objektif, sehingga manusia sadar akan dirinya sendiri.

4. Martin Heidegger

Dia adalah seorang filsuf asal Jerman. Inti pemikirannya adalah keberadaan manusia diantara keberadaan yang lain, segala sesuatu yang berada didalam manusia selalu dikaitkan dengan manusia itu sendiri, dan benda-benda yang berada diluar manusia, baru mempunyai makna apabila dikaitkan dengan manusia karena benda-benda yang berada diluar itu selalu digunakan manusia pada setiap tindakan dan tujuan mereka.

5. Gabriel Marcel

Gabriel Marcel menyatakan bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian, melainkan harus bersama manusia-manusia lainnya. Akan tetapi, manusia juga memiliki kebebasan yang bersifat otonom.

6. Martin Buber
Martin Buber terkenal dengan filsafat dialognya, pemikiran eksistensialisme yang berpusat apada perbedaan anatara hubungan aku-itu dan aku-rngku.

7. Paul Tillich

Paul Tillich memusatkan perhatiannya pada hakikat keberadaan dan ia percaya bahwa manusia makhluk yang sempurna tetapi ada kalanya manusia adalah makhluk yang berdosa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun