Assalamualikum wr wb
Disini saya akan menjelaskan sedikit tentang pengertian Aliran Filsafat Eksistensialisme dan Para Tokoh Filusufnya.
Baik langsung saja..
Pengertian Eksistensialisme
Pengertian eksistensialisme memang tidak mudah dirumuskan. Ini karena ketika ada definisi berarti adanya pembatasan. Istilah Eksistensialisme berasal dari kata latin " eksistere" yakni "ex" yang berarti "keluar" dan "sitere" yang berarti membuat, berdiri. Sehingga eksistensi berarti "apa yang ada", "apa saja yang dialami", "apa yang memiliki
kualitas". Secara singkatnya, eksistensi menekankan akan keberadaan.
Eksistensialisme pada dasarnya menekankan pada manusia yang konkrit atau seutuhnya. Manusia sebagai makhluk yang bereksistensi, sadar akan keberadaan dirinya. Kemudian kesempurnaan eksistensi terletak di dalam "segala sesuatu" konsep eksistensi sebagai suatu yang paling komperehensif dan paling universal yang mempunyai landasan objektif, karena ia bukan sekedar kata kosong atau hayalan pengertian kita belaka tetapi konsep ini memiliki keluasan yang paling luas melampaui semua bidang dari segi isi, dan konsep ini hanya menyangkut satu patokan yaitu eksistensi. Bila Hegel mengatakan eksistensi itu berkonsidasi dengan ketiadaan, sebaliknya gerakan eksistensialisme mengatakan konsep eksistensi itu tidak memperhatikan diterminasi-isi partikular dari eksisten itu
tetapi konsep ini adalah konsep yang seluruhnya tidak ditentukan.
  Â
Para Tokoh Eksistensialisme:
1. Jean Paul Sartre
Dia adalah seorang filsuf kontemporer dan penulis Prancis. Sartre menyatakan bahwa eksistensi lebih dulu ada dibanding esensi. Dalam artian bahwa manusia akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya jika manusia itu sudah mampu mencapai sifat dimana seseorang itu selalu ada/dikenal orang lain tentang keberadaannya dimanapun dia berada.
2. Soren Aabye Kierkegaard
Dia adalah seorang filsuf dan teolog abad ke-19 yang berasal dari Denmark. Inti pemikiran Kierkegaard yaitu eksistensi manusia bukanlah sesuatu yang statis tetapi senantiasa menjadi, manusia selalu bergerak dari kemungkinan menuju suatu kenyataan, dari cita-cita menuju suatu kenyataan hidup saat ini.
3. Karl Theodor Jaspers
Karl Theodor Jaspers memandang filsafat bertujuan mengembalikan manusia kepada dirinya sendiri. Dia adalah seorang filsuf eksistensialis dari Jerman. Eksistensialismenya ditandai dengan pemikiran yang menggunakan dan mengatasi semua pengetahuan objektif, sehingga manusia sadar akan dirinya sendiri.
4. Martin Heidegger
Dia adalah seorang filsuf asal Jerman. Inti pemikirannya adalah keberadaan manusia diantara keberadaan yang lain, segala sesuatu yang berada didalam manusia selalu dikaitkan dengan manusia itu sendiri, dan benda-benda yang berada diluar manusia, baru mempunyai makna apabila dikaitkan dengan manusia karena benda-benda yang berada diluar itu selalu digunakan manusia pada setiap tindakan dan tujuan mereka.
5. Gabriel Marcel
Gabriel Marcel menyatakan bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian, melainkan harus bersama manusia-manusia lainnya. Akan tetapi, manusia juga memiliki kebebasan yang bersifat otonom.
6. Martin Buber
Martin Buber terkenal dengan filsafat dialognya, pemikiran eksistensialisme yang berpusat apada perbedaan anatara hubungan aku-itu dan aku-rngku.
7. Paul Tillich
Paul Tillich memusatkan perhatiannya pada hakikat keberadaan dan ia percaya bahwa manusia makhluk yang sempurna tetapi ada kalanya manusia adalah makhluk yang berdosa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H