Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sekelumit Cerita Seru Dari Sinjai, Bone, dan Sengkang

31 Oktober 2024   20:49 Diperbarui: 5 November 2024   09:21 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tiga kabupaten menjadi sasaran sosialisasi kami, yakni Sinjai, Bone, dan Wajo. Selama tiga hari, dari Senin hingga Rabu.

Kami meninggalkan Maros hari Senin pukul empat pagi agar bisa melakukan sosialisasi pada empat sekolah di Sinjai. Melalui rute Camba, Tana Batue, Palattae, dan Sinjai Utara.

Alhamdulillah, empat sekolah di kota Sinjai menerima kami dengan baik. Meski sebelumnya kami tak pernah berkabar ke pihak sekolah sebelumnya.

Siang datang. Perut keroncongan. Apalagi setelah energi terkuras dalam kegiatan sosialisasi. Karena warung di Lelong Lappa belum buka di siang hari, saya mengajak teman-teman makan siang di sebuah rumah makan daerah Gojeng yang terkenal dengan sup konro dan es cendolnya.

Teman-teman merasa puas. Mereka memberikan nilai yang cukup baik untuk makanannya. Saya sendiri memesan konro iga bakar. Nikmat sekali. Bahkan lebih nikmat dibanding konro bakar di Makassar yang terkenal itu, padahal harganya lebih murah.

Kami sempat berdebat, apakah tinggal di Sinjai sampai malam demi makan di Lelong yang terkenal dengan kuliner seafood bakarnya atau langsung ke Bone. Karena beberapa pertimbangan, kami sepakat meninggalkan Sinjai sebelum sore.

Kami ke Bone lewat rute Kajuara, Tonra, Mare, lalu Bone Utara. Kondisi jalan cukup mulus. Berbeda dengan kondisi jalan dari Tana Batue ke Sinjai yang sangat buruk yang entah mengapa bertahun-tahun tak pernah diperbaiki.

Selasa pagi hingga siang, sosialisasi di beberapa sekolah juga berjalan lancar. Seperti Sinjai, cuaca Bone di siang hari sangat panas. Jauh lebih panas dibandingkan Maros Makassar.

Sore hari kami menuju Wajo. Rutenya mirip dengan jalan Sinjai ke Bone. Lumayan mulus. Tak banyak berkelok. Menjelang maghrib baru menemukan penginapan yang sesuai.

Entah mengapa, harga penginapan di daerah setara dengan tarif hotel berbintang di Makassar. Dengan 300-400 ribu rupiah di daerah, Anda hanya bisa menginap di hotel kelas melati. Padahal di Makassar Anda sudah bisa menikmati kamar nyaman di hotel bilangan pantai Losari.

Malam hari kami menyempatkan makan di sebuah rumah makan yang katanya paling terkenal di kota Sengkang. Memang cukup banyak pengunjungnya saat kami datang.

Bosan makan menu ikan terus di Bone, kami akhirnya memilih menu makanan berkuah seperti mie. Ternyata tak begitu memuaskan. Kami salah pilih menu. Kata orang, menu seafoodnya menjadi favorit di sana.

Pagi hari kami melakukan kegiatan sosialisasi ke beberapa sekolah. Alhamdulillah, prosesnya berjalan lancar juga.

Siang hari kami dapat undangan makan siang di rumah orang tua seorang siswi spidi. Rumahnya dalam kota. Dari berbagai kabupaten di Sulawesi Selatan, Wajo memang salah satu daerah penyumbang siswi terbanyak.


Rumahnya adalah ruko besar di tengah pasar. Menjual barang grosir dan eceran. Lantai satu penuh dengan barang dagangan. Kami dijamu di lantai dua, kediaman mereka.

Kami benar-benar mendapatkan jamuan nikmat. Sepanjang dua hari kemarin kami makan enak di rumah makan, tapi yang ini jauh lebih enak. Tuan rumah menyediakan ikan bakar, udang bakar, sup konro, dan bebek palekko. Komplit. Setelah makan siang kami dihindangkan es buah dalam batok kelapa muda. Segar sekali.

Sore hari kami pulang ke Maros. Alih-alih lewat Soppeng, Bulu Dua, dan Barru, kami memilih lewat Belawa, Sidrap, dan Pare-Pare, jalur yang lebih jauh. Kami mampir di desa Lautang,  sebuah desa dekat danau Tempe dan Danau Sidenreng untuk memetik semangka dan jagung.

Tengah malam kami baru tiba di Maros. Tiga hari dalam perjalanan yang sungguh mengesankan dan menyenangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun