Malam hari kami menyempatkan makan di sebuah rumah makan yang katanya paling terkenal di kota Sengkang. Memang cukup banyak pengunjungnya saat kami datang.
Bosan makan menu ikan terus di Bone, kami akhirnya memilih menu makanan berkuah seperti mie. Ternyata tak begitu memuaskan. Kami salah pilih menu. Kata orang, menu seafoodnya menjadi favorit di sana.
Pagi hari kami melakukan kegiatan sosialisasi ke beberapa sekolah. Alhamdulillah, prosesnya berjalan lancar juga.
Siang hari kami dapat undangan makan siang di rumah orang tua seorang siswi spidi. Rumahnya dalam kota. Dari berbagai kabupaten di Sulawesi Selatan, Wajo memang salah satu daerah penyumbang siswi terbanyak.
Rumahnya adalah ruko besar di tengah pasar. Menjual barang grosir dan eceran. Lantai satu penuh dengan barang dagangan. Kami dijamu di lantai dua, kediaman mereka.
Kami benar-benar mendapatkan jamuan nikmat. Sepanjang dua hari kemarin kami makan enak di rumah makan, tapi yang ini jauh lebih enak. Tuan rumah menyediakan ikan bakar, udang bakar, sup konro, dan bebek palekko. Komplit. Setelah makan siang kami dihindangkan es buah dalam batok kelapa muda. Segar sekali.
Sore hari kami pulang ke Maros. Alih-alih lewat Soppeng, Bulu Dua, dan Barru, kami memilih lewat Belawa, Sidrap, dan Pare-Pare, jalur yang lebih jauh. Kami mampir di desa Lautang, Â sebuah desa dekat danau Tempe dan Danau Sidenreng untuk memetik semangka dan jagung.
Tengah malam kami baru tiba di Maros. Tiga hari dalam perjalanan yang sungguh mengesankan dan menyenangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H