Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lisaku (Tak) Mati

17 Desember 2023   21:58 Diperbarui: 21 Desember 2023   10:09 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hah, itu suara Lisa. Tapi di mana?"

Aku mendengar suara lembut Lisa di telingaku. Aku merasakan sentuhan di lenganku. Ini terasa nyata. Aku mengucek mataku. Lisa persis di duduk di hadapanku. Wajahnya penuh rasa heran. 

"Ayah mimpi, yah? Lisa penasaran. 

Aku tak menjawabnya. Peluh membasahi kepala dan bajuku. Jantungku berdebar kencang. Badanku bergetar. Aku langsung meraih kepalanya, lalu mengecup dan memeluknya lama. Bersyukur dalam-dalam. 

"Daffa mana?" Aku balik bertanya sambil melepaskan pelukanku. Aku meraih Handphone di meja dekat ranjang. Jam masih menunjukkan pukul 11 malam. 

"Daffa tidur di kamarnya. Emang kenapa, Yah? Jawab Lisa. Ia masih penasaran. 

Ternyata, alhamdulillah, aku hanya mimpi buruk. Tak mungkin aku menceritakan pada Lisa mimpi burukku barusan. Sebab mimpi buruk tak boleh diceritakan. 

Tiba-tiba pikiranku tertuju pada perbuatan curangku selama ini tanpa sepengetahuan Lisa. Tubuhku bergidik. Perasaan bersalah pada Lisa karena pernah menggoda Ayu, janda cantik teman kantor menguasai pikiranku. Lalu seketika wajah Ayu yang cantik itu berubah menjadi menjijikkan di mataku. 

Apa lagi yang aku harapkan dari wanita lain? Bukankah banyak teman wanita di kantor memuji istriku cantik. Putih. Lembut. Nyaris tak pernah ia membantahku. Ia sudah tahu kebutuhanku sebelum aku mengutarakannya. 

Lisaku masih ada. Masih hidup. Tak boleh aku sia-siakan. Tak boleh aku curangi. Aku mencintainya lebih dari siapa pun di dunia itu. Baru mimpi kehilangan Lisa saja sudah membuatku gemetar. Aku tak sanggup membayangkan jika itu benar terjadi.

Aku tak harus kehilangannya agar bisa menyadari bahwa aku benar-benar mencintainya. Betapa banyak orang baru sadar betapa berharganya sesuatu ketika ia sudah hilang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun