Kami pulang ke Maros sekitar pukul 13.30 saat hujan mulai turun. Pulang dengan membawa kesan yang sangat mendalam. Meski sedikit sesal sebab tak dapat mengunjungi Pendokesan, sebuah desa yang terletak paling ujung jalan karena waktu tak cukup. Hingga saya menulis ini, saya masih terngiang indahnya suasana di sana.
Meski perjalanan ke sana menguras fisik dan mental karena jaraknya yang jauh dan sulitnya medan, tapi melihat keindahan desa, nikmatnya makanan jamuan, dan keramahan warga membuat kami merasa semua pengorbanan terbayar dengan pantas. Apalagi mereka membungkuskan kami banyak oleh-oleh untuk dibawa pulang.
Harapan Islam akan kembali berjaya melampaui tingginya gunung Latimojong bisa saja dimulai dari sini kelak. Amin
******
Terima kasih buat Pak Halim Supaya, koordinator di Enrekang Hamdan Pagak , pak Rasman , Kades Bone-Bone, pimpinan Pesantren Raudhah atthalibin, ustadz Kadir, dan semua warga Gura dan Bone-Bone yang tak dapat kami sebutkan satu persatu.
Jazaakumullah khairal jazaai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H