Karena kasihan, saya menawarinya untuk bekerja di tempat lain yang lebih layak. Ia mengejarku dengan pertanyaan kerja apa dan di mana. Saya terdiam, karena tak punya gambaran di mana ia bisa bekerja dengan layak untuk ibu seusia dirinya dengan gaji yang lebih besar dan juga tak perlu berpisah dengan keluarganya.
Kami sudah sampai di Carangki, tapi katanya rumahnya masih jauh ke arah yang tak kami lalui. Butuh tumpangan lagi untuk sampai ke rumahnya. Kami tak bisa membantunya untuk mengantar sampai ke rumahnya karena buru-buru harus ke pesantren.
Tak lupa saya memberinya nomor teleponku sebelum ia turun untuk menghubungi jika saja ada keperluannya baik yang berkaitan dengan pengobatan ruqyah suami atau juga yang lain. Meski saya tak menjanjikan apa pun, hanya berusaha untuk membantu.
Semoga sang ibu bisa mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang lebih layak. Suaminya bisa sehat kembali. Dan anak-anaknya bisa melihatnya setiap malam saat mereka ingin tidur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI