Anak siapa yang tak bangga atas pencapaian ini? Orang tua siapa yang tak ingin mendapatkan kemuliaan ini? Tangis bahagia hari ini adalah pembayar setimpal setelah rasa capek dan lelah demi belajar dan menghafal Al-Qur'an.
"Terbuat dari apakah hati para ummi dan ustadzah di sini?!" Tanya Pak Faisal Akib, bapak dua siswi Spidi, dalam pidato kesan dan pesannya tadi. Beliau tidak butuh jawaban. Itu ungkapan rasa kagum dan salut terhadap pembinaan di Spidi yang menggunakan pendekatan cinta. Tak ada yang tak berbunga-bunga hatinya, senang atas pujian itu.
Sementara Ibu Riza Sativani, direktur pendidikan Spidi dalam pidatonya memaparkan program pendidikan dan capaian prestasi Spidi setahun ini, sungguh membanggakan rasanya. Bahkan bapak Iqbal Najamuddin, kepala Biro Kesra Sul-Sel sempat menyelipkan dalam sambutannya rasa sesalnya baru mengenal Spidi hari ini setelah anak-anak gadisnya terlanjur bersekolah di Jawa.
Lalu kesan dan pesan Nabila Rauf, wisudawan kelas 12 membuat siapa pun yang mendengarnya terisak. Kata-katanya indah. Intonasinya sedang, terkadang lirih, tapi menghanyutkan perasaan.
"Sebagaimana Allah mengumpulkan kita di Spidi, kita berdoa semoga Allah juga akan mengumpulkan kita di Syurga kelak, bersama segenap orang tua, guru, dan seluruh civitas Spidi." Ia menutup kesan pesannya dengan kalimat pamungkas yang mengundang ucapan "amin" dari hati paling dalam semua hadirin.
Siapa pun yang hadir di dalam acara graduation pagi tadi, pasti akan membawa kenangan tak terlupakan ke rumah.
Terima kasih Spidi.
Terima kasih tim graduation.
Selamat kepada para ananda wisudawan.
Sukses selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H