Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum. & Akhyar Abdan Syakuro H0522017 Dosen PBSI FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI, & Pegiat LIterasi Arfuzh Ratulisa Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube: M Rohmadi Ratulisa KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN LISAN YANG SANTUN
Berbahasa Indonesia dengan santun adalah menggunakan bahasa Indonesia dengan budi bahasa yang halus, nilai rasa yang baik, dan penuh kesopanan, serta berusaha menghindari konflik antara pembicara dengan lawan berbicaranya di dalam proses berkomunikasi.Santun artinya tidak menyinggung perasaan dan digunakan secara positif sehingga dapat menjaga hubungan baik dan menghindarkan perselisihan. Dengan demikian, bahasa yang santun adalah bahasa yang tidak menyinggung perasaan sehingga dapat menjaga hubungan baik dan menghindarkan perselisihan.Â
Ada beberapa faktor penyebab pemakaian bahasa Indonesia yang tidak santun, yaitu penutur memang tidak mengetahui kaidah kesantunan yang harus digunakan dalam bertutur, faktor penutur memperoleh kesantunan, penutur sukar meninggalkan kebiasaan dalam budaya bahasa ibu sehingga masih terbawa kebiasaan baru (berbahasa Indonesia interferensi), faktor gawan bayi, artinya memang sifat alamiah dari penutur yang gemar bertutur kurang santun di depan publik.
 Kesantunan berbahasa ini tentunya sangat perlu untuk diperhatikan dalam menggunakan media sosial. Media sosial adalah sebuah perkembangan dari teknologi yang mempunyai basis internet untuk memudahkan orang-orang dalam berinteraksi dengan sesama secara daring. Selain itu, di media sosial mereka juga dapat menyebarluaskan konten dan pendapat mereka sendiri. Dalam menggunakan media sosial, terdapat beberapa etika yang perlu diperhatikan menurut Rifauddin (2016) diantaranya:Â
1.Hindari unggahan status yang mengandung SARA dalam bentuk apapun (tulisan, gambar, video).Â
2.Gunakan bahasa yang santun dengan cara memperhatikan diksi dalam kalimat sebelum mengunggah tulisan atau komentar.Â
3.Mampu membedakan antara obrolan pribadi dan obrolan publik sehingga dapat menjauhkan diri dari tindak kejahatan.Â
4.Cermat sebelum membagikan tautan atau informasi yang diperoleh dengan cara mengecek kebenaran tulisan.Â
5.Memahami secara menyeluruh maksud dari konten dan tulisan sebelum menyampaikan komentar dan pandangan pribadi.Â
Tujuan utama kita belajar suatu bahasa yakni peran pentingnya di dalam perkembangan intelektual dan emosional serta sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari pelajaran yang lainnya. Dan sangat penting pelajaran dalam pembelajaran bahasa di bangku sekolah sebagai pembantu para siswa untuk mengenal dirinya sendiri, budayanya, budaya orang lain, belajar untuk menyampaikan gagasan, serta mampu menggunakan kemampuan imajinatif dan analitis yang terdapat pada diri masing-masing.Â
Di samping itu pembelajaran bahasa juga dapat meningkatkan kemampuan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain dan berbagi pengalaman untuk saling mempelajari satu sama lain.Â
Selain itu, kita sebagaiwarga negara yang baik dan patuh hendaknya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kita harus membiasakan diri berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dalam kehidupan sehari-hari.Â
Penggunaan bahsa yang baik dan benar artinya bahasa yang sesuai dengan EYD dan tata bahasa baku yang diberlakukan bangsa Indonesia yang diberlakukan melalui Badan Bahasa RI. Oleh sebab itu, kita harus menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa, bahasa yang menyatukan seluruh perbedan yang ada di negeri tercinta kita ini. Jangan jadikan perbedaan sebagai pemecah belah bangsa.Â
Tapi jadikanlah perbedaan tersebut karya keberagaman yang tak akan dimiliki oleh negeri orang, yang tak akan ada di negeri lain. Kita sebagai warga negara wajib bangga karena memiliki negara dengan sejuta keberagaman, hingga keberagaman tersebut dapat menjadi simbol atau tanda yang menjadikan Indonesia dikenal dunia. Janagan jaikan perbedaan adalah pemecah, tapi jadikanlah perbedaan sebagai pendorong kita untuk terus maju bersama membawa nama Indonesia agar lebih dikenal bangsa lain.Â
Tujuan kesantunan, termasuk kesantunan berbahasa, adalah membuat suasana berinteraksi menyenangkan, tidak mengancam muka dan efektif. Dalam berkomunikasi agar efektif, pembicara haruslah memahami makna dari segala sesuatu yang akan dikomunikasikannya. Sehingga komunikasi terjalin baik, tanpa ada salah paham antara pembicara dan pendengar.Â
Terdapat pada menyatakan informasi, menyatakan perjanjian, menyatakan keputusan, menyatakan keterangan, menyatakan selamat, meminta pengakuan, meminta keterangan, meminta alasan, meminta pendapat, meminta kesungguhan, menyuruh, melarang, meminta maaf, dan mengeritik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI