Tidak terbantahkan kehidupan manusia dewasa ini mengalami kemajuanseiring dengan perkembangan zaman.
 Semboyan 'sapere aude' (beranilah berpikir sendiri) sejak zaman modern, membuat manusia keluar dari penjara yang selama ini mendera kebebasan rasionya.
 "Aku" kini menjadi pusat pemikiran manusia (Sabari, 2008).
 Paradigma baru dibangun dalam kesadaran bahwa manusia sebagai sentralitas pemikiran.
 Keyakinan akan masa depan yang cerah mendapat dukungan kuat dengan perkembangan yang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan saat itu, khususnya ilmu pengetahuan alam dan teknik (Tjahjadi & Intelektual, 2004).
 Manusia menempati posisi baru dalam bidang pemikiran modern.
 Manusia menjadi pusat petualangan filosofis era modern.
 Fase pemikiran modern diidentikkan dengan antroposentrisme .
 Misalnya, Ren Descartes, bapak filsuf modern, menemukan subjektivitas manusia dalam studi filsafat -nya.
 Landasan peradaban Pencerahan inilah yang memposisikan manusia sebagai agen otonom untuk menafsirkan dan memberi makna melalui persepsi rasionalitas (Sukamto, 2010).
 Penyair Charles Swimburne menulis: "Puji 4.