Mohon tunggu...
Akhna Millah
Akhna Millah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

hobiku saat ini yaitu membaca hal-hal yang tidak penting

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Masyarakat Memiliki Sikap Tabayyun untuk Menanggapi Sebuah Berita dalam Analisis Sosiologi Antropologi

20 November 2024   22:07 Diperbarui: 20 November 2024   23:35 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Iffah Al-Walidah (2017:319) Dizaman yang serba canggih ini salah satunya yaitu perkembangan teknologi yang telah menciptakan berbagai fenomena-fenomena menarik dalam kehidupan masyarakat. Salah satu hal menarik tersebut yaitu koneksi gadget dan internet. Dengan koneksi tersebut kita dapat menciptakan hubungan antar wilayah, negara bahkan antar benua. 

Dengan koneksi tersebut kita juga bisa melakukan percakapan, mencari bahkan dapat menyebarkan informasi tanpa adanya batasan waktu. Di era digital ini yang ditandai dengan arus informasi cepat dan bebas, masyarakat sering kali menerima berita tanpa mengetahui kebenarannya.

 Fenomena penyebaran berita palsu atau informasi yang belum diverifikasi dapat menyebabkan keresahan, ketegangan sosial, bahkan konflik di tengah masyarakat. Sikap *tabayyun*, yang berarti memverifikasi atau mengklarifikasi suatu informasi sebelum mempercayai atau menyebarkannya, menjadi penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti dijelaskan dalam Al - Qur'an surat Al- hujurat : 6 bahwasanya "jika seseorang datang kepadamu dengan membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuanmu yang berakibat kamu meyesali perbuatanmu itu".  

Dari penggalan arti ayat tersebut menyatakan bahwa adanya sikap atau adab orang yang beriman ketika berhadapan dengan suatu persoalan atau berita yang belum jelas kebenarannya. 

Dari perspektif sosiologi antropologi, sikap tabayyun memiliki peran besar dalam menjaga stabilitas dan harmoni sosial di masyarakat, karena proses klarifikasi informasi ini sesuai dengan nilai-nilai komunitas dan integritas sosial.

Dalam antropologi, masyarakat dipahami sebagai entitas yang terdiri dari individu-individu dengan sistem nilai, kepercayaan, dan norma-norma yang membentuk budaya bersama. Informasi yang tersebar di dalam masyarakat tidak hanya dianggap sebagai data atau berita semata, tetapi juga berpotensi memengaruhi persepsi, hubungan sosial, dan struktur komunitas. 

Ketika suatu berita diterima, masyarakat cenderung meresponnya berdasarkan nilai budaya dan kepercayaan kolektif mereka. Sikap tabayyun dalam hal ini memiliki kemiripan dengan proses verifikasi yang ada dalam berbagai budaya. yang mana kelompok atau individualisme melakukan klarifikasi bersama sebelum menyimpulkan sesuatu yang bersifat publik.

Menurut M. Quraish Shihab (2012:289) didalam bukunya menjelaskan bahwa jika sikap ini dibiarkan berlanjut, maka kehidupan bermasyarakat menjadi tidak tenang dan damai. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita sebagai umat islam yang beradab seharusnya mengetahui etika berperilaku maupun bersikap. Antropologi juga menekankan bahwa informasi yang tidak akurat atau menyesatkan dapat menimbulkan disintegrasi sosial. 

Informasi yang salah, terutama jika berkaitan dengan masalah yang sensitif, berpotensi mengubah pola interaksi antarindividu maupun antarkelompok dalam kehidupan bermasyarakat. 

Dalam banyak budaya, terdapat mekanisme yang mirip dengan *tabayyun*  suatu bentuk kewaspadaan kolektif untuk memastikan bahwa informasi yang beredar tidak merusak keutuhan sosial.

Tabayyun, dalam konteks masyarakat, melibatkan sikap kritis dan upaya mencari kebenaran yang sebenarnya. Hal ini mencegah masyarakat dari tindakan reaktif yang mungkin berakibat buruk. Dari sudut pandang sosiologi antropologi, kebudayaan berkembang melalui interaksi sosial yang damai dan harmonis, dan tabayyun merupakan salah satu mekanisme yang menjaga keharmonisan tersebut. 

Ketika suatu berita yang berpotensi kontroversial atau sensitif muncul, masyarakat yang menerapkan prinsip tabayyun cenderung lebih tenang, reflektif, dan menghindari konflik.

Sikap tabayyun juga berfungsi sebagai pilar kohesi sosial karena ia menghargai nilai-nilai kejujuran dan integritas. Kejujuran dan integritas merupakan nilai budaya yang mengakar di berbagai masyarakat, dan ketika masyarakat bersama-sama mengutamakan tabayyun, mereka memperkuat kohesi sosial melalui kebersamaan dalam menjaga informasi yang benar. 

Dalam masyarakat yang multikultural seperti Indonesia, di mana terdapat banyak perbedaan latar belakang dan kepercayaan, tabayyun juga berperan penting dalam mencegah gesekan sosial yang disebabkan oleh kesalahpahaman informasi. 

Penerapan sikap tabayyun berpotensi membangun ketahanan sosial yang lebih kuat di masyarakat. Ketika masyarakat memiliki kebiasaan untuk melakukan verifikasi informasi, mereka menjadi lebih kebal terhadap efek negatif dari berita palsu atau provokatif.

Sikap tabayyun meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berpikir kritis dan berempati, karena misalnya seperti yang dikatakana oleh seorang antropolog yang bernama Marshall Sahlins, ,mengungkapkan bahwa masyarakat tradisional memiliki ikatan sosial yang kuat karena mereka sering berbagi informasi yang terverifikasi melalui jaringan sosial yang terpercaya (Sahlins, 1972).

 Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat dengan sikap tabayyun akan lebih mampu menjaga ketahanan sosial dan kohesi komunitas mereka.

Sikap tabayyun tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat tradisional, tetapi juga relevan di masyarakat modern yang terpapar oleh teknologi dan media sosial. 

Dalam komunitas online, tabayyun dapat membantu individu untuk lebih selektif dalam menyebarkan informasi, dan juga membantu memperkuat tanggung jawab bersama dalam menjaga kebenaran. Dengan menerapkan tabayyun, masyarakat modern dapat menghindari dampak negatif dari "viralitas" informasi yang sering kali belum tentu benar.

Sikap tabayyun memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas dan keharmonisan sosial, khususnya di era informasi digital yang penuh tantangan ini.  Berpikirlah sebelum melakukan atau bertindak sesuatu dan bertabayyunlah. Perspektif antropologi menunjukkan bahwa tabayyun bukan hanya sikap pribadi, tetapi juga mekanisme sosial yang dapat mencegah perpecahan dan menjaga kohesi dalam komunitas. 

Dengan memiliki sikap tabayyun, masyarakat tidak hanya melindungi diri dari dampak negatif berita palsu, tetapi juga memperkuat nilai-nilai integritas, kejujuran, dan tanggung jawab sosial. Sikap ini menjadi adaptasi budaya yang relevan di era modern, di mana kecepatan informasi harus diimbangi dengan kebijaksanaan dan kejelasan. 

Jadilah manusia yang berhati-hati, cerdas dan  bijak dalam menanggapi suatu informasi atau berita dalam menyelesaikan suatu masalah dan jangan mudah terpengaruh dengan sesuatu yang belum jelas kebenarannya, karena hal tersebut dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Semoga artikel essai ini dapat bermanfaat, sekian dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun