Mohon tunggu...
Akhmad Zaenuri
Akhmad Zaenuri Mohon Tunggu... -

Menulis adalah perkataan yang abadi yang selalu dikenang hingga mati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hampa

7 Februari 2017   16:39 Diperbarui: 1 April 2017   08:56 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jiwa lepas ku terpenjara mati

Ingin ku menjerit tak terima 

Tapi, apa daya pisau tak bertuah di depan kepala

Serasa di bulan, hidupku hampa tak ada gairah

Bak seorang mandor aku selalu diperintahnya!

Tahun demi tahun aku coba melengkapi rumitnya teka teki

Tapi selalu saja aku merasaa ada potongan yang hilang

Entah sampai kapan aku harus berhenti menemukan

Seraya topeng dalam diri menemani

Aku terkurung terpenjara sepi tak ada jati diri

Semua serasa hilang!

Engkau telah merenggut semua

Masa muda ku benar-benar suram

Hanya karena pembatas pembatas tua yang selalu saja menghantui

Sekali lagi, mengapa aku harus berdasi jika memang aku hanya mampu berseni ? 

Tak apa 

Disini aku bahagia pak mandor

Tanpa banyak harta, tetap terus berkarya

Aku sangat berterima kasih jika engkau menyetujuinya 

Salam ku pada mandor tua

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun