Tak terasa pengamdianmu begitu besar dan mulyaÂ
Kau laksana air yang dapat memberi minum para penuntut ilmu ditengah bukit yang gersang dan miskin papaÂ
Kaulah penunjuk jalan ditengah gelap mencekam gulitaÂ
Ooh sang Kiyai siraman rohani diberikan tanpa tanpa pamrihÂ
Kepada para penuntut ilmu yang bacaan Al Qurannya masih tertatih tatih
Bimbingan dan keikhlasanmu laksana air hujan yang turun tanpa pilih pilihÂ
Kesedihan ini begitu pilu mendengar kabar kau telah tiadaÂ
Diri yang hina menuliskan rangkaian rangkaian puisi sebagai pelipur laraÂ
Tak ada yang kekal didunia yang fanaÂ
Tetapi bagiku kau masih hayat dan terus rerkenang dalam sanubariÂ
Dalam menuntut ilmu engkau sebagai pelita dalam hatiÂ