Pilkada Purbalingga makin hangat. Tersiar kabar calon bupati ada 3 pasang. Setelah 2 pasang calon masing-masing Tiwi-Dono dan Oji-Zaini mendeklarasikan diri, muncul nama Fidloh Thereeyati-Adi Yuwono yang diusung Gerinda dan PKS.
Jika benar Pilkada akan diikuti 3 pasang calon, Pilkada akan semakin ramai. Bagi masyarakat Purbalingga,  hadirnya 3 pasang calon akan memberikan banyak alternatif bagi masyarakat  untuk memilih  kandidat  salah satu pasangan berkualitas.
Bagi petahana Tiwi yang berpasangan dengan Sudono , Tiwi-Dono hadirnya 3 calon  diperkirakan akan makin memuluskan menuju  kursi Purbalingga Satu. Pasalnya, sebagai petahana, Tiwi memiliki jaringan struktural di seluruh  ASN,  Kadis, Camat, Lurah hingga Kades yang sudah dikondisikan, baik dengan suka rela maupun paksa.
Bahkan para Kadis sudah diwanti-wanti untuk allout mendukung petahana, bagi yang tidak manut sudah disiapkan mutasi bagi para Kadis yang membelot.Â
Sedangkan bagi jajaran ASN dibawah Kantor Kementerian Agama, sekolah Islam MAN, Mts dan MI Tiwi tidak bisa mengancam. "ASN dibawah Kemenag dan sekolahnya seperti MAN, Mts dan MI dibawah Kementerian Agama Pusat," terang seorang guru Mts.
Kepala sekolah dilingkungan Kementerian Agama sudah mewanti-wanti kepada ASN dilingkungan untuk netral. "Silahkan pilih sesuai hati nurani. Pilih yang terbaik. Kami tidak campur tangan untuk mengarahkan pemilih," tutur  Guru Mts menirukan pesan atasanya.
Selain memiliki jaringan ASN, Kadis, Camat dan Lurah yang tidak netral, Tiwi-Dono juga memiliki keunggulan dukungan politik orang-orang berpengalaman baik di PDIP maupun Golkar yang berpengalaman dan militan.
 Sementara kandidat lainya sebagai pendatang baru di dunia politik, mereka masih mengandalkan relawan, alim ulama, warga nahdliyin dan tokoh masyarakat yang ingin perubahan. Jaringan kepartaian masih belum sekuat PDIP dan Golkar.
Pasangan Oji-Zaini dan Fidloh-Adi Yuwono belum berpengalaman dibidang politik. Sementara kedua kandidat ini mengandalkan mesin politik di partai dan relawan. Mereka tentu tidak bisa leluasa menyentuh perangkat desa, apalagi Camat dan Kadis yang nyata-nyata mendukung petahana. Mereka ASN yang tidak netral.
Untuk memenangkan persaingan bagi Oji-Zaini dan Fidolh-Adi, pasangan ini harus mampu membongkar jaringan kekuatan Tiwi-Dono. Caranya dengan mendorong agar petahana memberi kesempatan bagi ASN, dan perangkat desa untuk netral dalam Pilkada. Sesuatu yang amat sangat sulit.
Memang tidak mudah menumbangkan petahana, berbagai bantuan dari pemerintah pusat pada masa Covid juga memberikan keuntungan bagi petahana, sungguh tak mudah menumbangkan petahana.
Dalam susur desa, pada Senin (17/8) Mas Mantri mencoba bersilaturahmi dengan saudara baik yang aktif sebagai ASN, mantan Kades dan mantan perangkat desa.
Salah satu mantan Kades menyatakan melawan Oji-Zaini, petahana cukup ketakutan, maka Tiwi-Dono menempuh berbagai cara untuk mempertahankan kekuasaan dan melanjutkan politik dinasti Bupati Purbalingga.
Sementara mantan salah satu  Kaur Desa yang ditemui siang tadi mengungkapkan Oji-Zaini cukup berat melawan Tiwi-Dono.
"Oji-Zaini cukup berat, dia orang baru. Belum punya jaringan di desa-desa. Berbeda dengan Tasdi dulu yang mengawali karier sebagai anggota DPRD, Ketua DPRD, Wakil bupati dan menjadi Bupati, lebih mudah," terangnya.
Selain itu, Tasdi juga sudah tahu seluk beluk perpolitikan dan jaringan di Purbalingga, terlebih diusung PDIP, makin mudah menuju Purbalingga Satu. Tasdi mampu mengerek Tiwi menjadi wakil bupati.
Meski  demikian berat pertarungan, setiap calon, apa pun  medan menuju Purbalingga Satu, semangat dan perjuangan perlu dikedepankan.
Kejujuran, ketekunan dan usaha bisa membimbing menuju Purbalingga Satu. Warga Purbalingga banyak yang ingin Kota Perwira naik kelas, tidak dibangun ala kadarnya. Warga ingin perubahan. Ini juga tantangan bagi Tiwi-Dono. Salam Sehat selalu. ***