"Sekali lagi!!!" ajak  Mak Astrid.
Mas Oji-Kang Zaini....."Lakone Anyar Kabeh Gemebyar".
Baliho Mas Oji-Kang Zaini
Selanjutnya desain baliho sebagai sarana komunikasi massa. Â Baliho yang dipasang tim Oji-Zaini cukup sederhana. Tanpa banyak tulisan visi misi, bibit, Â bobot, pengalaman dan keberhasilan, serta seabreg prestasi. Â Baliho Oji-Zaeini lebih komunikatif, sehingga mudah dicerna, Â mudah dipahami semua orang.
Baliho hingga saat ini masih  menjadi kekuatan dalam komunikasi massa, khusunya pada saat Pilkada, baliho merupakan papan reklame cukup murah untuk memperkenalkan orang atau produk. Baliho yang sederhana dan mudah dipahami akan memikat orang dibanding baliho penuh tulisan.
Baliho Calon Bupati Purbalingga
Mari kita perhatikan baliho Mas Oji-Kang Zaini dengan baliho Ibu Tiwi-Pak Sudono. Â Pada pemasangan baliho pertama Mas Oji cukup memperkenalkan diri "Mohon Doa Restu."
Sementara baliho petahana yang sama-sama tampil sendirian memuat banyak tulisan.
Kedua balon bupati telah memasang baliho bergambar seorang diri  jauh hari. Mas Oji  ketika  itu baru mendapat dukungan dari sedikit orang dan belum mendapat pasangan yang pasti. Sementara saat itu Bu Tiwi juga belum dipasangkan dengan Pak Sudono.
Situasi terus  berkembang. Mas  Oji dipasangkan dengan Zaini  oleh para kyai, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Untuk menyampaikan pesan kepada khalayak, pasangan Mas Oji-Kang Zaini tampil bersama-sama dalam satu baliho. Balihonya sederhana "Mas Oji-Kang Zaeni" Lakone Anyar Kabeh Gemebyar ditulis dipojok kiri atas. Â