Mohon tunggu...
Akhmad Sekhu
Akhmad Sekhu Mohon Tunggu... Freelancer - Akhmad Sekhu lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Menulis berbagai tulisan, berupa puisi, cerpen, novel, esai sastra-budaya, resensi buku, artikel arsitektur-kota, kupasan film, telaah tentang televisi di berbagai media massa. Puisi-puisinya masuk sekitar 70 buku antologi komunal (1994-2024). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000), Memo Kemanusiaan (2022), Indonesia Negeri Paling Puitis di Dunia (manuskrip). Novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

Akhmad Sekhu lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Menulis berbagai tulisan, berupa puisi, cerpen, novel, esai sastra-budaya, resensi buku, artikel arsitektur-kota, kupasan film, telaah tentang televisi di berbagai media massa. Puisi-puisinya masuk sekitar 70 buku antologi komunal (1994-2024). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000), Memo Kemanusiaan (2022), Indonesia Negeri Paling Puitis di Dunia (manuskrip). Novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Presiden Dukung Film Indonesia Berlaga di Oscar 2025

2 Desember 2024   08:13 Diperbarui: 2 Desember 2024   08:44 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
InpPoster film 'Woman from Rote Island' (Foto: dok. Bintang Cahaya Sinema)

Kabar baik datang dari dunia perfilman Tanah Air, bahwa Presiden RI Prabowo Subianto mendukung Film Indonesia 'Women From Rote Island' berlaga di Oscar 2025. Hal itu terungkap saat Melly Goeslaw dengan team produksi film 'Woman from Rote Island', bertandang ke Istana Negara untuk bertemu Presiden RI Prabowo Subianto.

Sebagai anggota Komisi X DPR RI, Melly Goeslaw bermaksud mendukung film Women from Rote Island untuk masuk nominasi di Piala Oscar. "Saya hari ini bersama teman-teman dari film Woman from Rote Island diundang oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto. Beliau men-support penuh film ini untuk bisa masuk ke nominasi Piala Oscar," kata Melly setelah bertemu dengan Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (29/11/2024).

Melly mengatakan film Indonesia berhasil masuk nominasi Piala Oscar setelah 28 tahun terakhir. Film tersebut kini sudah masuk 95 besar bersaing dengan deretan film seluruh dunia. Melly meminta dukungan seluruh pihak, termasuk pemerintah.

Melly Goeslaw mengungkapkan respons baik Prabowo terhadap film tersebut. Menurutnya, Prabowo bakal mengerahkan dukungan terhadap perfilman Indonesia.

"Bapak (Prabowo) cukup surprise tadi ya, dia juga kaget juga karena film ini sudah menang di 30 negara, jadi beliau sangat kaget dan bangga juga wow ada film Indonesia yang dia akan support dan mendukung penuh pokoknya mengerahkan semua kekuatan untuk bisa film ini masuk ke piala Oscar," ujarnya.

korban kekerasan

Film ini berkisah tentang sebuah keluarga di Rote, Nusa Tenggara Timur. Orpa (Merlinda Dessy Adoe) adalah seorang ibu tunggal dari tiga anak perempuan yang harus menghadapi kenyataan pahit setelah suaminya, Abram, meninggal dunia. Tapi kisahnya tak cuma berhenti di situ.

InpPoster film 'Woman from Rote Island' (Foto: dok. Bintang Cahaya Sinema)
InpPoster film 'Woman from Rote Island' (Foto: dok. Bintang Cahaya Sinema)

Orpa tak mau mengubur jenazah suaminya sebelum anak sulungnya, Martha (Irma Novita Rihi), pulang ke kampung. Martha adalah seorang TKI yang bekerja di Malaysia.

Setelah delapan hari penantian yang penuh harap, Martha akhirnya pulang. Tapi kepulangannya nggak seperti yang diinginkan.

Martha kembali dengan kondisi yang bikin hati siapa pun hancur. Dia tak hanya depresi berat, tapi juga penuh luka fisik dan emosional setelah menjadi korban kekerasan seksual dari majikannya di Malaysia. Tragisnya, saat kembali ke kampung halaman, Martha malah jadi korban kekerasan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun