Film Indonesia 'Women From Rote Island' berlaga di Oscar 2025. Hal itu terungkap saat Melly Goeslaw dengan team produksi film 'Woman from Rote Island', bertandang ke Istana Negara untuk bertemu Presiden RI Prabowo Subianto.
Kabar baik datang dari dunia perfilman Tanah Air, bahwa Presiden RI Prabowo Subianto mendukungSebagai anggota Komisi X DPR RI, Melly Goeslaw bermaksud mendukung film Women from Rote Island untuk masuk nominasi di Piala Oscar. "Saya hari ini bersama teman-teman dari film Woman from Rote Island diundang oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto. Beliau men-support penuh film ini untuk bisa masuk ke nominasi Piala Oscar," kata Melly setelah bertemu dengan Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Melly mengatakan film Indonesia berhasil masuk nominasi Piala Oscar setelah 28 tahun terakhir. Film tersebut kini sudah masuk 95 besar bersaing dengan deretan film seluruh dunia. Melly meminta dukungan seluruh pihak, termasuk pemerintah.
Melly Goeslaw mengungkapkan respons baik Prabowo terhadap film tersebut. Menurutnya, Prabowo bakal mengerahkan dukungan terhadap perfilman Indonesia.
"Bapak (Prabowo) cukup surprise tadi ya, dia juga kaget juga karena film ini sudah menang di 30 negara, jadi beliau sangat kaget dan bangga juga wow ada film Indonesia yang dia akan support dan mendukung penuh pokoknya mengerahkan semua kekuatan untuk bisa film ini masuk ke piala Oscar," ujarnya.
korban kekerasan
Film ini berkisah tentang sebuah keluarga di Rote, Nusa Tenggara Timur. Orpa (Merlinda Dessy Adoe) adalah seorang ibu tunggal dari tiga anak perempuan yang harus menghadapi kenyataan pahit setelah suaminya, Abram, meninggal dunia. Tapi kisahnya tak cuma berhenti di situ.
Orpa tak mau mengubur jenazah suaminya sebelum anak sulungnya, Martha (Irma Novita Rihi), pulang ke kampung. Martha adalah seorang TKI yang bekerja di Malaysia.
Setelah delapan hari penantian yang penuh harap, Martha akhirnya pulang. Tapi kepulangannya nggak seperti yang diinginkan.
Martha kembali dengan kondisi yang bikin hati siapa pun hancur. Dia tak hanya depresi berat, tapi juga penuh luka fisik dan emosional setelah menjadi korban kekerasan seksual dari majikannya di Malaysia. Tragisnya, saat kembali ke kampung halaman, Martha malah jadi korban kekerasan lagi.