Mohon tunggu...
Akhmad Sekhu
Akhmad Sekhu Mohon Tunggu... wartawan - profesional

Akhmad Sekhu lahir di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, besar di "Kota Budaya" Yogyakarta, kini hijrah ke "Kota Gelisah" Jakarta, yang insya Allah dalam hidupnya ingin selalu berkarya. Menulis berupa puisi, cerpen, novel, esai sastra-budaya, resensi buku, artikel arsitektur-kota, kupasan film-musik, telaah tentang televisi di berbagai media massa, juga banyak mengerjakan penulisan buku biografi karier dan kisah kehidupan, kini bekerja sebagai wartawan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Semangat dalam Sepucuk Surat

19 Oktober 2009   23:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:35 2539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Persis seperti Asri, ibunya, demikian komentar dari salah seorang pedagang di pasar yang jualannya sering ditawar Nayna.

Meski harganya tinggi, tapi Nayna tampaknya tetap bisa menyiasati, tentu dengan cara yang kreatif, seperti memilih wortel yang kecil-kecil untuk kemudian dipisahkan dengan wortel yang besar-besar di depan pedagang sambil berkata: “Mbok, saya ambil wortel yang kecil-kecil ini, sengaja memilih kecil-kecil yang tentu tidak akan ada yang beli, bahkan sering simbok buang. Kalau dibuang kan sayang jadi kalau saya beli wortel yang kecil-kecil ini tolong harganya dimurahin ya, Mbok.

“Wah, Eneng, memang benar-benar pintar menawar, puji pedagang wortel dengan reaksi sedikit berkerut dahi, tapi kemudian tersenyum iba sambil berkata: Ya udah, wortel yang kecil-kecil untuk Eneng saja karena memang tidak ada yang mau beli, bahkan sering saya buang. Terima kasih, Eneng mau memisahkan wortel kecil-kecil dari wortel yang besar-besar.

“Sama-sama, Mbok, saya juga terima kasih diberi wortel kecil-kecil,†ucap Nayna sambil meraup wortel kecil-kecil untuk dimasukan ke dalam tas belanjaanya.

Semoga pedagang wortel mendapat rejeki banyak karena berbaik hati memberi wortel kecil-kecil, bisik Nayna dalam hati, yang setelah mendapat wortel kecil-kecil langsung berpindah ke pedagang sayur lainnya. Hari itu ia akan masak sop. Sop dengan wortel kecil-kecil yang tentu akan tetap enak kalau dimasak dengan resep dari nenek yang dikenal kalau masak selalu enak.

***

Selesai belanja di pasar Nayna cepat-cepat pulang ke rumah dengan mempercepat larinya karena matahari mulai menampakkan diri di ufuk barat sana. Ya, ia harus lebih cepat lagi berlari karena masih banyak pekerjaan yang dilakukan sebelum berangkat ke sekolah. Meski tahu kalau datang ke sekolah akan terlambat karena harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, tapi ia berharap tidak terlalu parah terlambatnya.

Sampai di rumah, ia langsung buru-buru masak sop. Kemudian sambil menunggu sop matang, ia mengerjakan pekerjaan rumah lainnya, seperti mencuci pakaian, menyapu halaman dan mengepel lantai. Semua dilakukannya sendiri dengan penuh semangat tanpa pernah mengeluh sedikit pun karena keikhlasan kerjanya itu telah dimuarakan pada sebuah harapan: “Aku ingin ketemu ibu.

Sebuah harapan yang terdengar begitu amat sangat sederhana, tapi ia ingin menggantikan peran ibu yang menurut cerita ayahnya sangat rajin mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian.

Yanti, teman sebangku dengannya di sekolah, begitu kagum mendengar harapan itu pada suatu waktu.

Dikarenakan harus mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian sehingga ia selalu terlambat datang ke sekolah. Seperti pagi itu, ia pun datang terlambat, bahkan lebih lambat dari biasanya karena insiden uangnya yang jatuh ke dalam got. Tapi ia tidak menyesal, malah membuatnya makin tabah menerima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun