Mohon tunggu...
Akhmad Rudi Masrukhin
Akhmad Rudi Masrukhin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Bimbingan dan Konseling - Ketua LPPM Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember

Menyukai buku, menulis, dan jalan-jalan keluarga. Penulis buku "Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa; Panduan Praktis Bagi Guru dan Orang tua" (Klik Media, 2022)

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pengembangan Potensi Anak: Orang Tua sebagai Pembimbing Terdekat

2 Agustus 2023   08:46 Diperbarui: 2 Agustus 2023   10:41 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membimbing anak bagi orang tua adalah wujud naluri juga kewajiban. Anak adalah buah hati, buah cinta, anugerah, titipan, sekaligus ujian. Ya, diantara ujian bagi mereka yang sudah berkeluarga. Sebagaimana diabadikan dalam surat Al --Anfal ayat 28 yang berbunyi:

Artinya:

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. Al Anfal Ayat 28)

Berkaitan dengan ujian, Allah SWT selalu menyandingkan kata "anak" dengan "harta" yang menunjukkan bahwa keduanya memiliki keterkaitan erat dalam hidup manusia. Baik harta maupun anak sama-sama bisa menjadi sumber kebahagiaan atau kesengsaraan manusi di dunia dan menjadi pemikat mata manusia yang sifatnya fana.

Maka dari itu sebagai orang tua harus sunggu-sungguh dalam mendidik anak, setelah itu wajib kita serahkan semua urusan kepada Allah SWT, sebaik-baik Dzat Pemelihara Makhluk.

Banyak konsep dan tuntunan tentang bagaimana cara mendidik dan mengembangkan potensi anak. Tentunya sebagai umat Islam tuntunan yang baik harus selalu didasarkan syariat Islam yang selalu diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW. Kendati hari ini telah banyak dikembangkan teori dan konsep pendidikan yang diadopsi dari dunia barat.

Dalam ruang interaksi sosial, pengalaman-pengalaman yang didapat anak---di lingkungan dimana ia tinggal---sangat  berarti dalam mengembangkan daya kreatifitanya. Anak-anak yang hidup dalam lingkungan yang dapat menstimulasi setiap aktifitas dan tidak konvensional, ia akan belajar menikmati keragaman, keterbukaan, dan orisinalitas. Kesempatan dan kebebasan untuk melakukan macam-macam kegiatan, selalu memberikannya pengalaman baru. Orang tua melihat setiap anak mempunyai kekuatan dan kelemahannya, juga keunikannya. Menerima dan menghargai keunikannya. Menerima dan menghargai keunikan anak itu merupakan langkah awal dalam mengembangkan kreatifitas anak.

Orang tua tidak seyogyanya memaksakan kehendak sebagai akibat ambisi agar anak menguasai kemampuan di luar tugas perkembangannya. Dalam hal ini orang tua dapat menerapkan pendekatan 4P (Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk). Hal-hal yang sebaiknya diperhatikan oleh orang tua dalam pengembangan  potensi anak diantaranya:

 

Pemberian Nutrisi yang Baik dan Seimbang

Semua orang tua pasti menginginkan anak-anaknya tumbuh sehat dan berkembang dengan baik. Pertumbuhan anak tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas makanan saja, tetapi juga sejauh mana makanan tersebut dapat diasimilasi dan dipergunakan oleh tubuh. Baik tidaknya makanan tersebut dapat diserap tubuh tergantung pula taraf kesehatan anak.

Pertumbuhan otak paling cepat terjadi pada saat janin berusia 30 minggu sampai bayi berusia 18 bulan (disebut fase cepat tumbuh otak). Ketika lahir jumlah sel otak sudah mencapai 66 % dan beratnya mencapai 27 %. Gizi yang penting untuk perkembangan otak antara lain adalah asam lemak yang bersama dengan kolesterol membentuk 75 % pembungkus saraf otak. Beberapa jenis mineral juga diketahui bermanfaat untuk perkembangan otak misalnya seng dan besi.

Kekurangan zat besi pada anak menyebabkan anak kurang responsif dan kurang inisiatif sehingga mengganggu kecerdasan anak. Sumber seng terutama pada makanan dari laut, sedangkan besi terdapat pada makanan hewani seperti daging dan hati. Kedua jenis mineral ini daya serapnya rendah, sehaingga bila pola makan kurang baik perlu suplemen dari luar.

Keadaan gizi kurang atau gizi lebih pada anak mengakibatkan pertumbuhan yang menyimpang dari standar normal. Hal ini terlihat dengan jelas pada berat badan anak. Peprtumbuhan anak dipengaruhi oleh dua hal, yaitu gizi dan genetik (keturunan).

Seringkali gizi lebih berperan dibandingkan faktor genetik. Untuk memenuhi gizi anak terapkan empat sehat lima sempurna dalam menu makan sehari-hari.

Untuk mendapatkan gizi yang baik berawal dari pola makan yang baik pula, dan hal ini bisa dilakukan di tingkat keluarga. Biasakan sarapan pagi bagi seluruh anggota keluarga, karena sarapan memberikan kontribusi gizi 25 % dan ini penting bagi anak sebagai bekal untuk melakukan kegiatan di sekolah. Diikuti dengan membiasakan diri minum susu dan makanan bergizi dan seimbang, yaitu terpenuhinya komposisi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Berikut ini porsi makan untuk anak dan dewasa:

Tabel Perbandingan porsi makanan anak-anak dan dewasa (Sumber: Nur Kholis)
Tabel Perbandingan porsi makanan anak-anak dan dewasa (Sumber: Nur Kholis)

Sumber: halosehat.com
Sumber: halosehat.com

Sikap Orang Tua terhadap Kreatifitas Anak

Sudah lebih dari tiga puluh tahun pakar psikologi menemukan bahwa sikap dan nilai orang tua berkaitan erat dengan kreatifitas anak. Adapun sikap orang tua yang mempengaruhi kreatifitas anak, antara lain:

Kebebasan; Orang tua yang percaya untuki memberikan kebebasan yang bertanggungjawab kepada anak cenderung mempunyai anak yang kreatif. Mereka tidak otoriter, tidak selalu mau mengawasi anak, mereka tidak terlalu membatasi kegiatan anak. Mereka juga tidak terlalu cemas mengenai anak mereka. Termasuk dalam hal pendampingan orang tua saat anak belajar di taman kana-kanak.

Respek; Anak yang kreatif biasanya mempunyai orang tua yang menghormati mereka sebagai individu, percaya akan kemampuia mereka, dan menghargai keunikan anak. Anak-anak ini secara alamiah mengembangkan kepercayaan diri untuk berani melakukan sesuatu yang orisinal.

Kedekatan Emosional; Kreatifitas anak anak dapat dihambat dengan suasana emosional yang mencerminkan rasa permusuhan, penolakan atau rasa terpisah. Tetapi keterikatan emosional yang  berlebih juga tidak menunjang pengembangan kreatifitas anak, mungkin karena kurang memberikan kebebasan kepada anak untuk tidak tergantung  kepada orang lain dalam menentukan pendapat atau minat. Anak perlu merasa bahwa ia diterima dan disayangi tetapi seyogianya tidak menjadi terlalu tergantung kepada orang tua.

Menghargai Kreatifitas; Anak yang kreatif memperoleh banyak dorongan dari orang tua untuk melakukan hal-hal yang kreatif. Charles Dickens, penulis buku cerita anak yang terkenal, sering mengunjungi teater ketika ia masih kanak-kanak. Ayahnya sering bercerita kepadanya, dan pengasuhnya sering menceritakan cerita yang seram sebelum tidur.

Orang Tua sebagai Model (Uswah); Semua orang dewasa dapat menjadi model bagi anak, guru, anggota keluarga, teman, teman orang tua, atau kakek-nenek. Akan tetapi, model yang paling penting adalah orang tua yang kreatif yang memusatkan perhatian terhadap bidang minatnya yang menunjukkan keahlian dan disiplin diri dalam bekerja, semangat, dan motivasi intrinsik.

Dari berbagai penelitian, bahwa sikap orang tua yang memupuk kreatifitas  anak sebagai berikut: 1) Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya; 2) Memberi waktu kepada anak untuk berfikir, merenung, dan berkhayal, 3) Membiarkan anak mengambil keputusan sendiri; 4) Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba lakukan, dan apa yang dihasilkan, 5) Menunjang dan mendorong kegiatan anak, 6) Menikmati keberadaannya bersama anak, 7) Mendorong kemandirian anak dalam bekerja, 8) Melatih hubungan kerjasama yang baik dengan anak.

 

Orang Tua sebagai Pendukung Terbaik Program Anak Berbakat

Guru anak berbakat (berpotensi) hendaknya mengakui pernaan penting daru dukuyngan orang tua dan tidak melihat orang tua sebagai ancaman.,misalnya karena mereka terlalu ikut campur. Perhatian orang tua terhadap kegiatan mengajar guru dan kerja sama antara guru dengan orang tua sangat menunjang keberhasilan program anak berbakat. Kelompok orang tua dapat membantu menyadarkan orang tua lain akan masalah dan kebutuhan anak berbakat dan kesempatan pendidikan yang dapat diberikan kepada mereka. Kelompok orang tua dapat membantu mengorganisasi kegiatan pengayaan bagi anak berbakat, seperti program akhir minggu atau program mentor.

 

Hipnosis/Sugesti dalam Membangun Potensi Anak

Sekilas aneh jika hipnotis dikaitkan dengan pendidikan anak. Barangkali kita berfikir terkait ilmu gendam datau sihir. Namun dalam perkembangan penelitian para ilmuwan telah mendapat kesuksesusesan dalam mendidik dan mengarahkan anak.

Masih ingatkah dengan  seorang ilmuwan Jepang bernama Prof. Masaru Emoto, yang pernah melakukan eksperimen yang berhasil sangat luar biasa dan mengejutkan. Dia mempunyai 2 buah gelas berisi air putih yang diletakkan di tempat berbeda. Gelas pertama, dikelilingi para pemuka agama yang membacakan doa-doa dan kalimat positif pada air di gelas itu. Sedangkan gelas kedua, dikelilingi oleh orang-orang yang mencaci maki dan mengeluarkan kata-kata negatif terhdap gelas. Setelah diteliti, gelas pertama yang mendapatkan kalimat positif, airnya mengkristal membentuk heksagonal. Sedangkan gelas kedua yang mendaptkan kalimat negatif, airnya berubah menjadi keruh. Ini membuktikan kalimat-kalimat atau sugesti orang-orang tersebut berpengaruh pada kondisi air. Dan faktanya, 67  tubuh manusia adalah air. Ini berarti manusia berpotensi dapat dipengaruhi oleh sugesti, baik sugesti positif maupun negatif. Apalagi anak-anak yang masih memiliki kepekaan pengaruh luar biasa, seperti kertas putih (tabularasa).

Sugesti berasal dari kata "suggestion" yang bearti saran, ide, atau pendapat. Doa dan sugesti adalah satu kesatuan fungsi. Doa merupakan awal yang baik untuk menyelaraskan suatu pemikiran positif. Doa yang diucapkan berulang-ulang merupakan afirmasi (sugesti) keyakinan positif yang ditanamkan ke dalam pikiran bawah sadar.

Sesungguhnya banyak hal yang bisa didapatkan oleh orang tua dari hipnosis. Hipnosis bagi orang tua hanyalah menyugesti tujuan baik anak dalam alam bawah sadarnya, yakni dalam zona gelombang alpha. Adapun pembagian zona gelombang otak manusia antar lain: (1) beta, frekuensi 12-25 hz (kondisi sadar dan aktif berfikir atau dlam kegiatan), (2) Alpha, frekuensi 8-12 Hz (dominan saat tubuh dan pikiran rileks, tetapi tetap waspada), (3) Theta, frekuensi 4-8 Hz (dominan saat anak dalam kondisi melamun atau bermimpi), (4) Delta, frekuensi 0,1-4 Hz (gelombang otak yang paling lambat, saat anak tertidur lelap).

Maka dari itu,dengan hipnosis kita dapat mengakses pikiran bawah sadar. Artinya, semua fungsi yang merupakan bagian pikiran bawah sadar dapat di "utak-atik", misalnya: 

Kebiasaan; Menghilangkan kebiasaan buruk, menanamkan kebiasaan baik.

Pengendalian Emosi; Penegendalian emosi, menyembuhkan luka hati atau kesedihan yang mendalam,emnghilangkan rasa dendam dan benci, mengendalikan marah, menyembuhkan fobia (khususnya pada mata pelajaran sekolah, seperti Matematika, Fisika, Kimia, bahasa Inggris, dan lain-lain)

Memori; Age regressin (secara mental mengalami kembali peristiwa masa lalu), memunculkan memori yang sudah dilupakan secara sadar, mengingat password, belajar lebih cepat, meningkatkan kemampuan mengingat.

Kepribadian; Membentuk kepribadian produktif, menyembuhkan berbagai gangguan kepribadian.

Intuisi; Meningkatkan kemampuan Ekstra Sensori Persepsi (ESP). Hipnosis sering digunakan dalam eksperimen metafisika dan terbukti sangat cepat untuk memunculkan berbagai kemampuan psikis. Bidang hipnosis yang membahas hal ini disebut Metaphysical Hypnosis.

Kreatifitas; Hipnosis sangat membantu orang-orang yang membutuhkan kreatifitas tinggi dalam pekerjaannya, misalnya seniman, pelukis, pematung, programmer, desainer, sutradara, artis, dan lain-lain.

Believe dan Value; Mengubah keyakinan-keyakinan negatif yang menghambat kesuksesan, membuat hidup  tidak bahagia, atau menyebabkan penyakit.

Anak jika dianalogikan adalah sebuah benih. Dalam perkembangannya, nasib pohon tergantung pada benihnya. Adapun dahan, ranting, kulit, daun, buah, dan bunga, semuanya dipersiapkan dalam satu benih kecil. Agar benih bisa tumbuh, kita harus meletakkannya di dalam tanah yang subur dan memberinya cukup air. Jika benih itu tidak diolah, tidak akan terjadi apapun. Jika benih itu tumbuh dalam tanah, maka ia akan menghasilkan sesuatu. Namun, jika dibiarkan ia akan membusuk, rusak, tanpa sempat memanfaatkan pengetahuannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun