Mohon tunggu...
Akhmad Rudi Masrukhin
Akhmad Rudi Masrukhin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Bimbingan dan Konseling - Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember

Menyukai buku, menulis, dan jalan-jalan keluarga. Penulis buku "Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa; Panduan Praktis Bagi Guru dan Orang tua" (Klik Media, 2022)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Design Thinking dalam Pengabdian Masyarakat Berbasis Riset

23 Juli 2023   19:59 Diperbarui: 23 Juli 2023   20:10 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DESIGN THINKING DALAM PENGABDAN MASYARAKAT BERBASIS RISET

Disamping digunakan untuk melahirkan prototipe proyek dan uji kelayakan sebuah produk, design thinking juga banyak dimanfaatkan sebagai instrumen dalam menyusun program yang berkaitan dengan hajat hidup masyarakat. Sistematika dan tahapannya yang begitu detail, menjadikan derajat probabilitas keberterimaan (acceptable) begitu tinggi, dan margin error yang relatif rendah. 

Sehingga di beberapa perguruan tinggi, design thinking dijadikan sebagai instrumen analisis pada tahap eksplorasi potensi dalam program pengabdian masyarakat yang merupakan satu-kesatuan Tridarma perguruan tinggi. Disitu terdapat metode yang umum dipakai dalam giat pengabdian masyarakat, diantaranya: 

PAR (Parcipatory Action Research), PRA (Parcipatory Rural Appraisal) atau PLA (Parcipatory Learning and Action), ABCD (Asset Based Community Development), SL (Service Learning), CBR (Community Based Research), dan sebagainya. Pada intinya, dari metode-metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Tentu, dalam penerapannya disesuaikan dengan tipologi, kultur-budaya, kondisi sosial, demografi, dan asas keterbutuhan masyarakat (need society).

Namun semenjak pandemi Covid, 3 tahun silam, banyak perguruan tinggi yang dalam hal ini LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) memutar otak bagaimana mereformulasi metode pengabdian yang kompatibel dengan kondisi saat itu agar stage education yang bernilai 4 SKS bisa tetap berlangsung. Kendati aktifitas sosial dibatasi oleh pemerintah. Karena satu ciri Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah intens dalam aktifitas bermasyarakat.

Di Universitas Al Falah Assunniyyah (UAS) Kencong, salah perguruan tinggi yang berada daerah Jember Selatan Jember Jawa Timur pun demikian. Tim pengembang di LPPM merenovasi panduan giat KKN dengan dimasukkannya unsur luaran dari riset dan publikasi yang terintegrasi dan bersifat pengabdian individu. Adapun bentuk laporan tidak lagi dipenuhi dengan kegiatan harian dan mingguan selama masa pengabdian hingga bertebal-tebal jilid. Namun, lebih tersistem dengan mengangkat satu tema program unggulan berbasis potensi masyarakat. 

Alasannya lebih menitikberatkan pada luaran yang bernilai literatif dan ilmiah. Maka dari itu, para tim sepakat memberi nama giat pengabdian masyarakat tersebut dengan sebutan PkM-BR atau Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset. Adapun metode yang dikembangkan dinamai EBR (Empowerement Based Research) yang bersifat eklektik; perasan dari metode PAR dan ABCD. Adapaun tahapan yang dikembangan dalam metode eklektik-adaptatif tersebut antara lain: Exploration, Create and Action, Evaluation, Report and Dissemenation, yang kemudian disingkat tau disingkat dengan ECA-EvaReD.

Pada tiap tahapan terdapat teknik yang begitu menentukan berhasil atau tidaknya proses pengabdian di masyarakat. Tahapan yang dianggap paling vital dalam rangkaian metode ini terletak pada eksplorasi. Dimana para peneliti dituntut untuk mampu menggali dengan cermat, cepat, dan tepat sasaran sesuai dengan potensi dan asas kebutuhan di masyarakat. Lantas, dimana masuknya Design Thinking dalam hal ini ? 

Sebagai alternatif sekaligus formula dalam tahap eksplorasi, maka ia  menjadi instrumen dan alat dalam menganalisis, uji kelayakan, kebermnafaatan (usefull), hingga menjadi prototipe produk atau program yang bernilai bagi masyarakat ataupun perusahaan. 

Nah sebagai contoh yang pernah dilaksanakan dan berkelanjutan (sustainable) dan menjadi binaan hingga saat ini diantaranya, program desa peduli pendidikan anak yatim di desa Mojosari Kecamatan Puger dan produksi olahan jeruk limbah sortir (bangle) berbentuk selai jeruk. Kini dikelola lebih lanjut oleh kelompok ibu-ibu yang mayoritas berstatus PEKKA (Perempuan Kepala Keluarga) desa Umbulrejo Kecamatan Umbulsari. Berikut contoh skema pengembangan dari buah PkMBR UAS:

Sumber: Dokumentasi PkMBR UAS 2022
Sumber: Dokumentasi PkMBR UAS 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun