Mohon tunggu...
Akhmad Mustaqim
Akhmad Mustaqim Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa, penikmat kata, pekerja, dan selalu berusaha menjadi manusia bermanfaat.

Hobi membaca merangkai kata

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Calon Doktor UB Malang Temukan Melon Warna Hitam

30 November 2024   16:53 Diperbarui: 30 November 2024   16:53 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Astrid Ika Paramitha 

"Pengajar Unira Malang dan calon doktor pertanian Universitas Brawijaya Malang, berhasil menjadi penemu pertama di Indonesia yaitu melon hitam"

Sosok seorang perempuan multitalent, dibalik kesibukanya, ia membagi waktunya secara seimbang antara keluarga dan pekerjaan yang dilakukan oleh Astrid Ika Paramitha, itu nama lengkapnya. Kegiatan sehari-hari seperti umumnya perempuan di rumah memasakan masakan kesukaan keluarga, mengantar anak, mendampingi suami, dan aktivitas rumah pada umumnya. Selain itu, aktif melakukan penelitian dan pengajar (dosen) Ilmu tanaman minat pemuliaan tanaman dan bioteknologi. Tidak berhenti di kegiatan wajib, ia sekarang sedang menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Brawijaya Malang (UB-Malang).

Bunda Cantek sebutannya. Ia selalu punya inovasi terus dalam mencapai keinginannya. Semangat untuk terus belajar selalu ada quiricity---yang tertanam dalam dirinya memberikan inspirasi ke khalayak luas. Salah satu yang dicetuskan penghijauan di kampus Unira Malang Kepanjen dibilang sukses dan hingga kini terasa. Itu semua bentuk kecintaan kepada ilmu---yang sekalian menunjukkan kalau ia pecinta pada tanaman.

Sebagai tenaga pengajar yang baik tentu perlu banyak belajar kepadanya. Di Unira ternyata berada di jurusan Agroteknologi Fakultas Sains & teknologi sebagai pengajar (dosen). Ia mengatakan" Jabatan fungsional blm sempat diurus karna sedang fokus dengan perkuliahan S3 lebih baik ditulis tenaga pengajar saja ya)" ungkapnya pada saat dimintai keterangan.

Sumber foto: Astrid (peneliti) dan melon hitam 
Sumber foto: Astrid (peneliti) dan melon hitam 

Adapun sebagai akademis sudah semestinya mengajar sesuai dengan hasil risetnya. Sebab berbanding lurus dengan pekerjaan serta perjalanan dunia akademinya. Bukannya sudah semestinya akademisi itu melakukan penelitian---lalu mengajarkan kepada mahasiswa agar mahasiswa belajar dari seorang ahli.

Dalam hal ini penulis ingin memberikan sebuah apresiasi kepada pengajar, penemu, dan peneliti. Bahwasanya tidak ada kesalahan ketika belajar kepada ahlinya, yaitu melakukan penelitian sehingga mendapat hasil memuaskan yaitu menghasilkan riset "melon hitam". Melon berwarna hitam itu dihasilkan dari eksperimennya.

Ia berkata pada saat diwawancarai: "Dari beberapa tanaman  melon yang dimutasi dengan metode iradiasi sinar gamma didapatkan  banyak keragaman variasi melon yang sangat luas dan hasil dari penelitian tahap akhir disertasi di temukan  beberapa calon genetik baru diantaranya ada calon genetik langkah yaitu melon hitam dan hal ini berbeda dengan 'melon cantaloupe' yg berada di Perancis (Noir Des Carmes) 'dan di Indonesia pertama kali ditemukan melon berwarna hitam mengkilap, hitam bintik-bintik putih hingga hijau gelap'".

Durasi penelitian berbanding lurus dengan hasil. Sudah semestinya apa yang dikerjakan dengan ketulusan menghasilkan hal memuaskan. Hal ini menjadi bukti jika hasil penelitiannya 'berhasil'. Dalam hal ini tentu kita perlu mengetahui proses yang dilakukan agar menjadi pemicu dan inspirasi bagi banyak orang.

"Proses penelitian terdapat beberapa tahapan yang dilakukan selama 2 tahun, saat melakukan penelitian, diantaranya membuat populasi keragaman, seleksi tanaman, pengujian hingga tahapan evaluasi akhir dalam proses riset disertasi nya, dan didapatkan  beberapa genetik unggulan dan langkah."

Proses tidak menghianati hasil. Bahwa peneliti telah melakukan proses yang Panjang untuk menghasilkan penelitian yang bagus, bahkan berdampak. Selain itu satu-satunya "melon hitam" yang ada di Indonesia. Penemuan yang prestisius. Karena hasil studi doktoralnya bisa selesai juga dengan hasil temuan "melon hitam" atau "melon berwarna hitam".

Dalam usaha penemuan ini peneliti berusaha untuk menjadikan hak temuannya. Agar tidak mudah diakuisisi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu peneliti sekaligus penemu "melon hitam" satu-satunya di Indonesia ingin mengenalkan kepada publik bahwa ini sebuah proses yang telah dilakukan bertahun-tahun.

Sumber foto: Astrid (peneliti) dan melon hitam
Sumber foto: Astrid (peneliti) dan melon hitam

Adapun proses; "dilakukan selama 2 tahun" proses ini disampaikan secara singkat oleh peneliti agar memberi manfaat kepada masyarakat khususnya para petani melon di Indonesia. Hal itu perlu sebuah proses berkelanjutan untuk lebih serius.

Harapan dari peneliti, penemu, dan pengajar bahwa "Semoga dengan adanya temuan baru dan unik ini bisa memberikan kontribusi kepada para petani untuk mengembangkan varietas yg dihasilkan anak bangsa Indonesia sendiri karena kebanyakan benih melon didatangkan dr luar negeri dan harganya relatif mahal." Sambungnya saat menutup pembicaraan.

Oleh karena itu, ia mempertegas bahwa: "pemuliaan tanaman adalah suatu ilmu yang menggabungkan seni (art) dan teknologi untuk memperbaiki/ menemukan suatu potensi tanaman untuk memenuhi  kebutuhan khalayak. Di mana ilmu tanaman ini memiliki filosofi yang unik untuk memahami masing-masing karakter dari sebuah tanaman dan menempatkan potensi terbaik yang dimiliki oleh tanaman itu sendiri."

Menjaga tanaman dengan merawat penuh kasih sayang seperti halnya menyayangi diri sendiri. Bahwasannya tumbuhan merupakan representasi dari manusia hidup. Sehingga kualitas diri kita dapat pula ditentukan dari perlakuan kita kepada tumbuhan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun