Pada usia tiga tahun, jumlah ini telah berkembang menjadi 15.000 sinapsis per neuron. Inilah mengapa masa anak usia dini disebut usia emas (golden age).Â
Namun, rata-rata orang dewasa hanya memiliki sekitar setengah jumlah sinapsis itu. Mengapa? Karena saat kita mendapatkan pengalaman baru, beberapa koneksi diperkuat sementara yang lain dihilangkan. Proses ini dikenal sebagai pemangkasan sinaptik (synaptic pruning).
Neuron yang sering digunakan mengembangkan koneksi yang lebih kuat dan neuron yang jarang atau tidak pernah digunakan akhirnya mati. Dengan mengembangkan koneksi baru dan memangkas koneksi yang lemah, otak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah.
Manfaat Neuroplastisitas
Tentu saja kabar ini kabar menggembirakan, ada banyak manfaat dari neuroplastisitas otak. Boydar L.J. Kaczmarek lewat sebuah telaah literatur menemukan bahwa neuroplasitas mempromosikan banyak hal, diantaranya:
- Kemampuan untuk mempelajari hal-hal baru
- Kemampuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif yang ada
- Pemulihan dari stroke dan cedera otak traumatis
- Memperkuat area jika beberapa fungsi hilang atau menurun
- Perbaikan yang dapat meningkatkan kebugaran otak
Kelima manfaat tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa berapa pun usia kita, kita mampu untuk mempelajari hal-hal baru. Selain itu, kita juga bisa melihat bahwa konsep kecerdasan itu tidak kaku.Â
Manusia bisa meningkatkan kapasitas kognitif, artinya level kecerdasan kita bisa saja meningkat dengan usaha yang terus menerus kita lakukan. Meskipun penelitian juga menemukan plastisitas otak masa kehidupan awal cenderung lebih sensitif dan responsif terhadap pengalaman daripada otak yang jauh lebih tua. Tetapi ini tidak berarti bahwa otak orang dewasa tidak mampu beradaptasi.
Neuroplastisitas dapat terjadi sebagai akibat dari pembelajaran, pengalaman, dan pembentukan memori, atau respon sebagai akibat dari kerusakan otak.
Kata kuncinya adalah neuroplastisitas sepanjang hidup melibatkan banyak hal, selain neuron ada sel glial dan vaskular. Ini dapat terjadi sebagai akibat dari pembelajaran, pengalaman, dan pembentukan memori, atau respon sebagai akibat dari kerusakan otak.Â
Penelitian juga menyebut neuroplastisitas sangat mungkin dengan menemukan cara belajar yang efektif, memiliki istirahat cukup dan olahraga yang teratur.
Bagi kalian yang gampang menyerah, silau dan tertutupi dengan prestasi masa lalu, ini adalah kabar buruk sekaligus baik. Kabar buruknya adalah sikap menyerah dan merasa tidak bisa lebih baik, dan kabar baiknya adalah masih ada kesempatan. Bisa jadi rasa menyerah dan kurang percaya diri ini sebagai bentuk wujud kufur (tidak bersyukur) kita kepada pencipta. Hayo...