Jangan heran bila saat pertandingan dimulai, kita seringkali lupa dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak berhubungan langsung dengan pertandingan (seperti ilustrasi di awal tulisan ini) dan berharap tindakan tersebut mempengaruhi hasil pertandingan. Dan tentunya juga sesuai prediksi kita.
Sebenarnya kita tahu bahwa hasil pertandingan bisa saja sangat liar dan jauh dari prediksi, tetapi kita tidak dapat menahan diri untuk mencoba mempengaruhi hasil dengan mengadopsi beberapa perilaku (bahkan ritual takhayul) saat menonton.Â
Terlihat naif memang, namun hal tersebut adalah mekanisme kognitif yang mengurangi kecemasan kita dan memfokuskan kita pada permainan. Ilusi tersebut juga membantu menciptakan rasa kontrol imajiner atas hasil tak terduga.
Ilusi tersebut juga membantu menciptakan rasa kontrol imajiner atas hasil tak terduga.
Menang OK, Kalah Juga
Namun begitu, banyak penelitian menyebutkan bahwa ilusi kontrol meningkat tanpa kita sadari saat harapan kita akan sesuatu meningkat (Toneatto, 1999; Yarritu et al., 2014).Â
Jangan heran, jika hari-hari ini banyak orang mendadak menjadi pemerhati dan bahkan ahli statistik, sejarah pemain, pelatih bahkan keluarga Timnas dan masih banyak lagi.Â
Mengapa demikian? Inilah usaha ekstra yang dilakukan banyak orang untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi positif tentang Timnas. Pengetahuan ekstra ini membuat kita melebih-lebihkan kemampuan kita untuk memprediksi suatu hasil. Inilah senyatanya ilusi kontrol.
Kekeliruan melihat hubungan kausal antara masa lalu dan kinerja masa depan adalah hal yang umum bagi penggemar olahraga. Begitu juga bagi penggemar Timnas Indonesia.Â
Kita cenderung berpikir peluang masa depan tim favorit kita memenangkan permainan sangat dipengaruhi oleh sejarah mereka sebelumnya. Bagi seorang dengan ilusi kontrol, dia dapat memperluas sejarah bukan hanya dalam sejarah kompetisi masa lalu, tapi perjalanan kompetisi saat ini seperti catatan statistik, itupun dipilih yang paling mendukung.Â
Seperti produktivitas gol, konversi kesempatan daln lainnya. Jika itu tidak cukup, maka mereka juga melihat sejarah diri mereka saat menyaksikan pertandingan final-final di masa lalu. Apabila nanti ternyata tim asuhan STY menang, maka semakin kuatlah ilusinya untuk masa yang akan datang.