Selain itu, mengenakan jersey klub adalah kebanggaan bagi supporter. Terlebih dapat mengenakannya di kota dimana persaudaraan antar supporter terjalin. Anggukan, senyuman, komentar bahkan jamuan antar supporter memberikan perasaan bahagia yang tidak terelakkan.Â
Terlepas persaingan antar supporter yang terkadang berdampak kerusuhan, nyatanya ikatan perasan menjadi salah satu pendukung klub memberikan dampak yang bukan hanya bersifat individu, tapi juga dampak sosial ekonomi. Penjualan jersey dan pernak-pernik klub akan kembali bergeliat berbarengan dengan bergeliatnya kompetisi.
Bagaimana dengan kesehatan atlet?
Mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan para atlet harus menjadi inti dari setiap diskusi tentang kembali ke kompetisi olahraga, termasuk Liga 1. Pun juga kesehatan dan keselamatan orang-orang yang membantu berjalannya kompetisi, mulai staf, sampai petugas stadion.Â
Selain protokol kesehatan yang ketat, pendampingan secara psikologis kepada semua atlet juga dibutuhkan untuk menghalau perasaan khawatir saat bertanding.
Karena tidak mungkin pertandingan bola tanpa kontak fisik. Itu artinya, kehadiran psikolog dan konselor sangat dibutuhkan dalam era baru kompetisi selepas jeda pandemi.Â
Jika hal ini tidak dapat dijamin ileh PT. LIB dengan pasti dan transparan, maka saya rasa kita akan diajak untuk menyantap resiko secara mentah-mentah.
Di tengah semua tantangan, mengembalikan Liga 1 dalam "bentuk yang berbeda" tetap akan menawarkan sebuah  harapan, kelegaan, atau sekadar jalan keluar saat kita bersama-sama terus berusaha menemukan jalan ke depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H