Mohon tunggu...
Akhmad Mukhlis
Akhmad Mukhlis Mohon Tunggu... Dosen - Gandrung Sepak Bola, Belajar Psikologi

4ic meng-Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Korupsi Kota Malang dan Prediksi Lampu Merah Abah Anton

4 September 2018   17:20 Diperbarui: 5 September 2018   09:38 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayangnya proyek ini justru diawali dari persekongkolan jahat korupsi. Inilah paradoksnya, Islam sebagi lambang keluhuran justru akan dibangun dengan sesuatu yang tidak luhur, korupsi.

Kecemasan dan Prediksi Rambu Lalu Lintas Abah Anton

Pada sisi lain, tiga kalimat yang dikutip Republika tersebut juga menunjukkan kecemasan. Alurnya seperti rambu lalu lintas, hijau, kuning dan merah. Kalimat pertama terlihat seperti hijau, karana seperti optimisme. 

Saya nukilkan lagi, "Harapan saya kita mulai awal pembangunan yang besar ini dengan era keterbukaan dan transparansi kita ciptakan." Optimis bukan? Saya melihat kalimat kedua ("Saya harap ada laporan terus menerus kepada masyarakat biar terbuka dan dilihat masyarakat.")  sebagai sebuah anjuran kehati-hatian yang itu sama saja seperti fungsi lampu kuning dalam rambu lalu lintas.

 Yang kemudian diakhiri dengan kalimat yang sarat dengan kecemasan "Jangan sampai niatan mulia untuk kemaslahatan umat ini menjadi suatu persoalan bagi kita semua". Inilah kecemasan dan lampu merahnya.

Sayangnya kita baru bisa menganalisa dengan tepat setelah semuanya telah menjadi bubur (tersangka korupsi KPK). Coba ada ahli yang waktu itu juga menafsirkan dengan tepat, sepertinya kejadian hari ini jalannya akan sedikit berbeda haha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun