Sayangnya proyek ini justru diawali dari persekongkolan jahat korupsi. Inilah paradoksnya, Islam sebagi lambang keluhuran justru akan dibangun dengan sesuatu yang tidak luhur, korupsi.
Kecemasan dan Prediksi Rambu Lalu Lintas Abah Anton
Pada sisi lain, tiga kalimat yang dikutip Republika tersebut juga menunjukkan kecemasan. Alurnya seperti rambu lalu lintas, hijau, kuning dan merah. Kalimat pertama terlihat seperti hijau, karana seperti optimisme.Â
Saya nukilkan lagi, "Harapan saya kita mulai awal pembangunan yang besar ini dengan era keterbukaan dan transparansi kita ciptakan." Optimis bukan? Saya melihat kalimat kedua ("Saya harap ada laporan terus menerus kepada masyarakat biar terbuka dan dilihat masyarakat.") Â sebagai sebuah anjuran kehati-hatian yang itu sama saja seperti fungsi lampu kuning dalam rambu lalu lintas.
 Yang kemudian diakhiri dengan kalimat yang sarat dengan kecemasan "Jangan sampai niatan mulia untuk kemaslahatan umat ini menjadi suatu persoalan bagi kita semua". Inilah kecemasan dan lampu merahnya.
Sayangnya kita baru bisa menganalisa dengan tepat setelah semuanya telah menjadi bubur (tersangka korupsi KPK). Coba ada ahli yang waktu itu juga menafsirkan dengan tepat, sepertinya kejadian hari ini jalannya akan sedikit berbeda haha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H