Mohon tunggu...
Akhmadi Swadesa
Akhmadi Swadesa Mohon Tunggu... Seniman - Pengarang

Menulis saja. 24.05.24

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Rumah Kecil di Tepi Ciliwung (3)

8 September 2024   14:30 Diperbarui: 10 September 2024   16:24 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     "Emang ada perlu sama Bapaknya Asri," tanya Pedro.

     "Kagak. Cuma kangen aja ngobrol sama dia."

     "Kangen sama Bapaknya Asri, atau sama Asri?"

      Kami tertawa. Pedro memang tahu, kalau aku ada rasa dengan kemenakannya itu. Kalau ada rapat atau kumpul-kumpul anggota Karang Taruna, aku suka duduk dekat Asri dan mengajaknya ngobrol.

      "Di, asal tahu aja ya, Asri itu mau dijodohin bapaknya sama...pokoknya ada deh," kata Pedro lagi.

     "Pantesan babenya seperti kurang sreg sama gua. Kalau dia lihat gua asyik ngobrol sama Asri, itu roman babenya masam aja ngeliat gua," balasku.

      Aku kembali berpikir, bahwa kejadian aneh di rumah yang kutempati dan di kali Ciliwung tadi pasti ada hubungannya dengan ketidaksukaan Bapak Asri terhadapku lantaran aku menyukai putrinya. Asri.

     Aku tinggalkan Pedro, dan kembali ke rumah. Namun dari jauh kulihat pintu rumahku itu terbuka, dan lampu di ruang tamu menyala terang-benderang. Padahal, rasanya waktu aku meninggalkan rumah tadi pintu sudah kukunci dan lampu ruang tamu tidak kuhidupkan. Kudengar suara orang bercanda dan tertawa-tawa.

     Kurogoh saku celana, memeriksa anak kunci yang kusimpan tadi setelah mengunci pintu dan pergi ke rumah Bapak Asri. Ternyata tidak ada.

     "Kak Ardi, tadi anak kuncinya kami temukan di lantai teras, jadi kami buka aja pintunya dan masuk. Kami sengaja tunggu Kak Ardi pulang," jelas Dianti, ketika aku tiba dan masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu itu Dianti tidak sendiri, dia berdua dengan Ratih. Kami semua sama anggota Karang Taruna.

     "Oh ya? Hallo Dianti, hallo Ratih," kataku tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun