Mohon tunggu...
Akhmadi Swadesa
Akhmadi Swadesa Mohon Tunggu... Seniman - Pengarang

Menulis saja. 24.05.24

Selanjutnya

Tutup

Horor

Tentang Dua Orang Pemulung

1 Juni 2024   07:33 Diperbarui: 7 Juli 2024   18:32 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

      Pemulung muda mengangguk.

     "Pokoknya ada aja deh. Yuk, cepetan," kata perempuan bahenol itu sudah tak sabar lagi.

     Ditariknya si pemulung menjauhi arena pertunjukan layar tancap. Si pemulung berpikir: Barangkali perempuan ini seorang janda yang sudah lama tak disentuh lelaki! Dia turuti saja kemana perempuan itu membawanya. Hingga arena layar tancap itu telah semakin jauh mereka tinggalkan. Beberapa saat kemudian mereka berdua sampai di satu tempat yang sunyi dan hening. Dan si pemulung muda terkejutnya bukan main ketika secara tiba-tiba perempuan yang mengajaknya tadi hilang tak berbekas, hanya terdengar suara tawa cekikikkan saja mengambang di udara. Menyeramkan! Lebih menyeramkan lagi manakala si pemulung sadar kalau dia sedang berdiri di tengah tanah perkuburan dikelilingi nisan-nisan. Apa maknanya semua ini? tanyanya dalam hati. Maka dengan sekuat tenaga dia ambil langkah seribu, meninggalkan tanah perkuburan itu. Sementara tawa cekikikan itu masih juga terdengar di belakangnya...! Apakah itu hantu kuburan? Dan apakah hantu memang harus tertawa cekikikkan?

     Kini, terus juga pemulung muda itu melamun di tepi sungai Ciliwung. Pikirannya melantur-lantur tak pasti. Berbagai peristiwa melintas-lintas dalam benaknya. Sampai akhirnya matanya diserang rasa kantuk yang berat, dan perlahan-lahan tubuhnya jatuh terkulai di sisi pohon besar berdaun lebat itu, dan tertidurlah dia di situ dengan pulas.

     Sementara itu seekor ular piton besar di atas pohon bambu betung yang sejak tadi mengintainya, yang sudah seminggu ini terpaksa berpuasa lantaran belum menemukan mangsa, perlahan-lahan merayap turun menghampiri si pemulung. Ular piton besar pemakan daging itu bagai tersenyum menyaksikan tubuh kurus kerempeng si pemulung. Lidahnya dia julur-julurkan keluar penuh selera. Perlahan dia lilit itu tubuh dari mulai ujung kaki, pinggang, perut, dada sampai ke leher. Mula-mula kendur, tapi detik-detik berikutnya semakin ketat dan erat. Terdengar pelan bunyi gemeretak tulang- belulang si pemulung akibat lilitan yang meremukkan dan luar biasa dari ular piton tersebut.

     Si pemulung terbangun dari tidurnya yang nyenyak, dan betapa terkejutnya dia mendapati tubuhnya dibelit ular piton besar. Saat dia ingin berteriak keras, ular sialan itu telah lebih dulu mencaplok kepalanya hingga suara si pemulung tak sempat keluar. Dengan buasnya binatang melata itu melahap tubuh korbannya. Dia telan itu si pemulung perlahan-lahan dibarengi dengan belitan erat dan kuat yang menghimpit detak jantung. Sampai akhirnya tubuh manusia malang itu tenggelam sepenuhnya ke dalam perut sang ular!

     Kemudian terdengar ular itu bagai bersendawa seperti orang yang kekenyangan. Lantas setelah itu, dia mulai menggerakkan tubuhnya yang kini tambun berisi manusia, dan detik berikutnya ular piton itu beranjak perlahan-lahan meninggalkan tempat itu. Dan suasana di tepi kali Ciliwung kembali seperti semula: Sunyi! Bagai tak pernah terjadi apa-apa. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun