Mohon tunggu...
AKHMADI
AKHMADI Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 44 Jakarta

Guru Pendidikan Pancasila bertugas di SMPN 44 Jakarta, Ketua MGMP Wilayah 1 Kota Administrasi Jakarta Timur, Komite SMKN 1 Cikarang Barat, Konsultan Hukum, CGP Angkatan 10, bisnis, hobbi menulis tentang dunia pendidikan, politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya. beberapa tulisan tertuang dalam https://www.kompasiana.com/akhmadi23750, https://akhmadijpr.com/, https://akhmadiblog.blogspot.com/, https://www.facebook.com/akhmadijpr.akhmadijpr/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 10

8 September 2024   17:49 Diperbarui: 8 September 2024   18:01 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan diawali dengan:

Mulai dari Diri - Modul 3.3 dengan CGP melakukan refleksi terhadap pengalaman belajar dimasa lalu untuk  menyimpulkan apa yang dimaksud dengan program yang berdampak pada murid. Pada sesi ini, CGP diberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik meskipun tidak perlu dijawab. 

Tujuan dari pertanyaan-pertanyaan pemantik tersebut lebih kepada memancing pemikiran dan rasa ingin tahu CGP terhadap materi yang akan dipelajari dan menjadi bagian upaya untuk mendorong CGP untuk menggali lebih dalam konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini. 

Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab secara terurai antara lain CGP mengingat kembali dan melakukan refleksi terhadap pengalaman yang paling berkesan saat terlibat dalam berbagai program/kegiatan sekolah semasa menjadi murid. Refleksi dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan antara lain, Apa kegiatan/programnya? Siapa yang memprakarsai atau menggagas program tersebut? Berperan sebagai apa Ibu/Bapak saat itu? dan seterusnya.

Eksplorasi Konsep - Modul 3.3

Tujuan Pembelajaran Khusus:

  • Melalui kegiatan membaca, diskusi, dan refleksi, CGP dapat mengkonstruksi pemahaman mereka tentang:
  • Kepemimpinan murid (students agency) dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila.
  • Suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) murid dalam konsep kepemimpinan murid.
  • Lingkungan yang mendukung tumbuhkembangnya kepemimpinan murid.
  • Pentingnya melibatkan komunitas untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid.

Kepemimpinan murid

Murid harus menjadi dasar bagi semua pengambilan keputusan yang kita buat di sekolah. Melalui filosofi dan metafora "menumbuhkan padi", Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid,  kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Dengan demikian, saat kita merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama.

Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid

Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (atau kita katakan: saat murid memiliki agency), maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.  Tugas  sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya dimana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.

Kepemimpinan Murid Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila adalah visi dan harapan Indonesia untuk karakter warganya di masa mendatang, sehingga seharusnya menjadi landasan bagi visi sekolah. Upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan menyediakan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan dapat mewujud sebagai pengejawantahan profil pelajar Pancasila dalam dirinya.

Contoh Program atau Kegiatan Sekolah

Untuk lebih memperdalam pemahaman CGP terkait dengan elemen suara, pilihan, dan kepemilikan, serta kaitan antara kepemimpinan murid dengan Profil Pelajar Pancasila, CGP  melihat beberapa contoh program atau kegiatan sekolah yang disajikan dalam narasi situasi dan video. Setelah membaca dan menonton, setelah mencermati narasi pada 6 situasi dan 3 video, CGP melakukan refleksi sesuai arahan pertanyaan pada halaman selanjutnya.

Lingkungan yang Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid

Kepemimpinan murid akan tumbuh dengan lebih subur jika sekolah dapat menyediakan lingkungan yang cocok. Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid adalah lingkungan di mana guru, sekolah, orangtua, dan komunitas secara sadar mengembangkan wellbeing atau kesejahteraan diri murid-muridnya secara optimal.

Peran Keterlibatan Komunitas dalam Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid

Komunitas adalah bentuk dari aset sosial yang dimiliki sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas program/kegiatan pembelajaran di sekolah. Yang dimaksud dengan komunitas  terdiri dari murid, guru, orang tua, orang dewasa lain yang ada di sekitar murid, dan masyarakat atau lingkungan sekitar, yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses belajar murid. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sendiri, telah mengamanatkan tentang pentingnya kemitraan antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat. Kemitraan ini disebut dengan "Tri Sentra Pendidikan". Kemitraan tri sentra pendidikan adalah kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan untuk berkorban dalam membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi peserta didik. Melalui pemberdayaan, pendayagunaan, dan kolaborasi tri sentra pendidikan ini, maka keterlibatan yang bermakna dari orangtua dan anggota masyarakat dalam proses pembelajaran menjadi fokus yang perlu terus diupayakan oleh sekolah.

  • Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi

Tujuan Pembelajaran Khusus: Melalui diskusi secara asinkron, CGP dapat menganalisis sejauh mana suara, pilihan dan kepemilikan murid dipertimbangkan dalam sebuah contoh program/kegiatan  intrakurikuler, kokurikuler, atau ekstrakurikuler sekolah.

Forum diskusi terbagi menjadi 2 kelompok dan masuk dalam room yang telah disediakan oleh Fasilitator. Dalam diskusi di kelompok 1 yang terdiri dari jenjang TK, SD dan SMP kami memutuskan untuk mengambil sample dari jenjang SD tentang Gerakan Membuang Sampah disingkat "Gemes". Kegiatan yang kami buat merupakan program yang telah berjalan dan program yang sifatnya tambahan seperti publikasi melalui platform kompasiana.com.

  • Eksplorasi Konsep - Forum Presentasi

Kelompok 2 mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok 1 memberikan tanggapan dan komentar. Kelompok 2 mengambil tema yang sama yaitu tentang penanganan sampah. Diskusi sangat menarik dan banyak hal yang didapatkan diantaranya saling berbagi pengalaman, program di sekolah masing-masing, kelebihan dan kekurangan masing-masing program dapat kita ketahui. Kelompok 1 mendapatkan giliran untuk presentasi ke-2, suasananya sama, saling aktif dalam diskusi dan saling memberikan penguatan untuk perbaikan dan kesempurnaan presentasi kita.

  • Elaborasi Pemahaman.

Pada kegiatan ini CGP tambah faham lagi tentang "Pengelolalan Program Yang berdampak Positif bagi Murid" berdasrakan paparan dari narasumber yang begitu jelas dan runtun menyampaikan materi memberikan pemahaman yang semakin jelas. Terbuka untuk diskusi diantara kami antar CGP. Kegiatan diakhiri Refleksi sebagai kegaiatan akhir hal-hal yang didapatkan dalam materi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun