Rasa Damai dan Keyakinan:
  - Mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sering kali membawa perasaan damai dan keyakinan batin. Meskipun ada tantangan dan kesulitan dalam prosesnya, pemimpin merasa tenang karena mereka tahu bahwa mereka telah mengikuti prinsip-prinsip moral mereka. Ini memberikan rasa ketenangan dan kepastian bahwa mereka telah melakukan yang terbaik menurut standar etika tertinggi.
Motivasi untuk Terus Belajar:
  - Dalam menjalani proses ini, perasaan ingin terus belajar dan berkembang juga muncul. Pemimpin merasa terdorong untuk terus mengasah kemampuan mereka dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai kebajikan dalam berbagai situasi, yang pada gilirannya memperkuat keterampilan kepemimpinan mereka.
Perasaan-perasaan ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan melibatkan keseimbangan antara emosi dan moralitas. Pemimpin yang menjalani proses ini mungkin menghadapi tantangan emosional, tetapi juga menemukan kekuatan dan kedamaian dalam keyakinan mereka akan kebenaran etis dari keputusan yang diambil.
3. Findings
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin:
Nilai-nilai Kebajikan sebagai Kompas Moral:
  -Nilai-nilai kebajikan seperti kejujuran, keadilan, dan empati berfungsi sebagai kompas moral yang membantu pemimpin menavigasi situasi kompleks. Hal ini menunjukkan bahwa ketika pemimpin berpegang pada nilai-nilai ini, mereka lebih cenderung membuat keputusan yang tidak hanya menguntungkan secara material, tetapi juga bermakna secara etis dan berkelanjutan.
Peningkatan Kepercayaan dan Loyalitas:
  - Pemimpin yang konsisten dalam menerapkan nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan cenderung membangun kepercayaan dan loyalitas yang lebih kuat di antara anggota tim dan pemangku kepentingan. Kepercayaan ini adalah fondasi penting untuk kepemimpinan yang efektif dan berkelanjutan.