Kegiatan awal di 2.2.e. Mulai dari Diri dengan tujuan Pembelajaran Khusus CGP merefleksikan kompetensi sosial dan emosional dirinya maupun murid.
Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional
Selama menjadi pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu Anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
2.2.f. Eksplorasi Konsep
Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP dapat menjelaskan urgensi Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman  agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.
- CGP dapat menjelaskan konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL  (Collaborative  for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
- CGP dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 kompetensi sosial emosional  (KSE).
- CGP dapat menjelaskan bagaimana implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam  praktik mengajar guru dan kurikulum akademik,  penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan menggunakan model 4F (Fact, Feeling, Findings, Future):
1. Fact (Peristiwa)
Pada modul ini, saya mempelajari tentang pentingnya pembelajaran sosial dan emosional (SEL) dalam lingkungan pendidikan. Materi mencakup lima kompetensi inti SEL: kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berhubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Saya menerapkan beberapa kegiatan berbasis SEL dalam kelas, seperti kegiatan refleksi diri, diskusi kelompok, dan permainan peran.
2. Feeling (Perasaan)
Saya merasa terinspirasi dan termotivasi setelah mempelajari pentingnya SEL. Menerapkan kegiatan berbasis SEL memberikan saya pandangan baru tentang bagaimana mendukung perkembangan emosional dan sosial murid. Saya juga merasa senang melihat respon positif dari murid-murid yang terlihat lebih terbuka dan terlibat dalam kegiatan.
3. Findings (Pembelajaran)
Dari pengalaman ini, saya menemukan bahwa:
- Murid lebih mampu mengelola emosi mereka dan menunjukkan peningkatan dalam keterampilan berhubungan.
- Kesadaran diri dan kesadaran sosial murid meningkat melalui kegiatan refleksi dan diskusi kelompok.
- Penggunaan permainan peran efektif dalam membantu murid memahami perspektif orang lain dan mengembangkan empati.
- Pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung agar murid merasa nyaman untuk berbagi perasaan dan pengalaman mereka.
4. Future (Penerapan)
Untuk penerapan di masa depan, saya berencana untuk:
- Mengintegrasikan kegiatan berbasis SEL secara rutin dalam kurikulum pembelajaran.
- Melibatkan orang tua dan komunitas dalam program SEL untuk memperkuat dukungan di luar sekolah.
- Mengadakan pelatihan bagi guru lain untuk menerapkan SEL di kelas mereka.
- Terus memantau dan menilai perkembangan sosial dan emosional murid untuk menyesuaikan strategi pembelajaran sesuai kebutuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H