Refleksi saya mengenai kegiatan-kegiatan pendidikan Guru Penggerak yang sudah saya lalui, khususnya pada Modul 2.1 tentang Budaya Positif. Kegiatan pembelajaran modul 2.1 telah selesai saya ikuti, ada banyak pengetahuan-pengetahuan baru yang saya peroleh selama kegiatan pendidikan. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F yaitu : Fact (peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (penerapan).
1. Fact (Peristiwa)
Pada modul ini, saya mempelajari berbagai strategi dan pendekatan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam. Saya menerapkan beberapa metode diferensiasi seperti pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kolaboratif, dan penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Saya juga mengadakan asesmen awal untuk memahami kebutuhan dan gaya belajar setiap murid.
Berfokus pada pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas guna memenuhi kebutuhan belajar individu. Berikut adalah beberapa poin utama yang tercakup dalam modul ini, Pembelajaran Berdiferensiasi:Â Menyesuaikan proses pembelajaran di kelas agar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan setiap murid.
Profil Belajar: Pendekatan yang disukai murid untuk belajar yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, dan jenis kelamin.
Lingkungan Belajar: Lingkungan yang mempengaruhi proses belajar mengajar.
Minat: Kondisi mental yang menghasilkan respons terarah pada situasi atau objek tertentu yang menyenangkan.
2. Feeling (Perasaan)
Saat menerapkan berbagai strategi ini, saya merasa antusias dan optimis. Namun, ada juga sedikit rasa khawatir tentang efektivitas pendekatan ini terhadap semua murid. Saya merasa tertantang untuk menemukan cara yang tepat agar setiap murid dapat terlibat dan mendapatkan manfaat dari pembelajaran.
3. Findings (Pembelajaran)
Membangun budaya positif di sekolah memerlukan usaha kolektif dari siswa, guru, orang tua, dan komunitas. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan inklusif, sekolah dapat membantu siswa mencapai potensi penuh mereka secara akademis dan emosional.
Dari pengalaman ini, saya menemukan bahwa:
- Murid dengan gaya belajar visual sangat terbantu dengan materi visual seperti grafik, diagram, dan video.
- Murid dengan gaya belajar kinestetik lebih aktif dan termotivasi saat melakukan aktivitas hands-on atau proyek.
- Murid dengan gaya belajar auditori mendapatkan manfaat dari diskusi kelompok dan penjelasan verbal.
- Pentingnya fleksibilitas dalam pengajaran untuk menyesuaikan dengan kebutuhan murid yang beragam.
- Asesmen awal sangat membantu dalam merancang strategi pembelajaran yang tepat.
4. Future (Penerapan)
Untuk penerapan di masa depan, saya berencana untuk:
- Meningkatkan variasi metode pengajaran untuk menjangkau lebih banyak gaya belajar.
- Menggunakan umpan balik secara berkala dari murid untuk menyesuaikan pendekatan pengajaran.
- Menyediakan lebih banyak kesempatan untuk pembelajaran kolaboratif dan diskusi kelompok.
- Melakukan asesmen formatif secara teratur untuk memantau perkembangan dan kebutuhan murid.
- Menerapkan teknologi pendidikan yang lebih interaktif untuk meningkatkan keterlibatan murid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H