"Partai Demokrat sebagai partai yang pernah berkuasa selama 10 tahun di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden RI memang pernah jaya pada masanya"
Partai besutan presiden Ke 6 Republik Indonesia itu, memang pernah menjadi partai yang berkuasa pada jamannya, kini partai yang di komandani oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pemegang estafet untuk melanjutkan visi perjuangan SBY.
Hengkangnya partai Demokrat dari koalisi Perubahan untuk Persatuan dan mencabut dukungan terhadap pencapresan Anies Baswedan, kini partai Demokrat hendak mengetuk pintu pada partai penguasa yakni PDI Perjuangan.
PDI Perjuangan pun menyambutnya dengan terbuka, namun situasi tersebut tidak lantas menjadikan partai berlambang Mercy tersebut harus menyodorkan nama AHY sebagai Cawapres Ganjar Pranowo, sebab partai-partai yang berkoalisi lebih awal memang banyak yang mengincar posisi tersebut.
Seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menyodorkan nama Sandiaga Uno sebagai Bacawapres Ganjar Pranowo.
Lalu Kemana langkah partai Demokrat akan berlabuh, apakah ketukan pintu untuk berkoalisi dengan PDI Perjuangan di sambut dengan baik, dengan berbagai tawaran yang nantinya bisa saja hanya menjadi harapan palsu.
Atau berlabuh kepada bakal calon presiden Prabowo Subianto dengan Koalisi Indonesia Maju yang sudah di isi oleh partai Golkar, PAN, DAN Partai Bulan Bintang (PBB).
Melihat situasi dan kondisi partai Demokrat yang hengkang dari Koalisi Perubahan untuk persatuan, malah semakin mempersulit posisinya di kancah percaturan politik nasional.
Keinginan Demokrat yang memaksakan AHY untuk menjadi Bakal Calon Wakil Presiden Mendampingi Anies Baswedan yang pada akhirnya hanya menjadi isapan jempol belaka.
Dalam konteks saat ini, penulis melihat bahwa partai Demokrat memposisikan sebagai partai kunci, sehingga ketika partai berlambang Mercy tersebut hengkang Anies Baswedan pun tak bisa berlayar untuk berkontestasi, dan tentunhal tersebut sudah di baca oleh Surya Paloh jauh-jauh hari sebelum partai tersebut hengkang.
Partai Demokrat pun mencabut dukungannya, dan Surya Paloh, Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa Pun mendeklarasikan Nama Anies Baswedan sebagai Bakal Calon Presiden dan Muhaimin Iskandar atau akrab di sapa Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden.
Mungkinkah Demokrat dan PDI Perjuangan Berkoalisi?
Jika kembali menengok aspek sejarah dimasa lalu, Demokrat dengan PDI Perjuangan, penulis rasa cukup kecil kemungkinannya untuk berkolalisi.
Mengingat Demokrat Versus PDI Perjuangan dalam kancah percaturan politik, tidak pernah menjadi kawan.
Sejarah mencatat Demokrat Versus PDI Perjuangan selalu menjadi lawan yang "berseberangan", entah pada tahun 2023 ini ketika Demokrat mulai mengetuk pintu PDI Perjuangan, apakah akan terjadi rekonsiliasi antara Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Seberapa besar kemudian jalinan kerjasama politik dengan PDI Perjuangan itu disambut dengan baik, sehingga menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk mengusung proses pencapresan Ganjar Pranowo.
Atau Demokrat akan berlabuh pada Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang secara tegas akan melanjutkan berbagainrpigram presiden Joko Widodo.
Dalam konteks politik, semuanya masih sangat mungkin, sebab perubahan konstalasi politik yang begitu cepat, bisa menempatkan partai berlambang Mercy tersebut melabuhkan gerbongnya pada gerbong yang sudah terbentuk saat ini.
Untuk membuat poros baru, kemungkinannya cukup kecil, sebab hal tersebut berkaitan dengan syarat presidential Threshold 20% pencalonan Bakal Calon presiden dan bakal Calon wakil presiden.
Menunggu kesaktian Demokrat, Pasca Hengkang dari koalisi perubahanÂ
Beberapa pengamat politik mengatakan, sebaiknya partai Demokrat tetap saja dikoalisi perubahan dengan mendukung Pancapresan Anies Baswedan.
Kecuali partai berlambang mercy itu siap-siap menjadi anak bawang, yang posisi tawarnya cukup kecil, baik berkoalisi dengan PDI Perjuangan maupun dengan Koalisi Indonesia Maju.
Keputusan partai Demokrat hengkang dari Koalisi Perubahan untuk persatuan karena kehendaknya tidak tercapai, tentu saja menjadi kewajaran.
Langkah yang diputuskan berdasarkan emosi semata, bisa menjadi malapetaka bagi partai besutan SBY tersebut.
Artinya masa kejayaan Demokrat sudah terlewati, dan Demokrat agar kembali mendapatkan kejayaannya dimasa yang akan datang, pastinya harus berlabuh dan berkoalisi dengan Bakal Calon Presiden yang di prediksikan akan memenangi pemilu yang akan datang .
Sebab dari tokoh bakal calon presiden yang ada, ketiganya sama-sama memiliki elektabilitas yang cukup tinggi, yang artinya cukup berpotensi untuk menang pada kontestasi pemilu yang akan datang.
Dengan demikian ujian bagi partai Demokrat pasca Hengkang dari koalisi perubahan yang selama ini cukup getol mengusung perubahan, sehingga langkah baiknya jika Demokrat kembali berlayar ke koalisi yang selama ini dibangun bersama NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H