Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Demokrat Cabut Dukungan, ke Mana Partai Berlambang Mercy Itu Melabuhkan Pilihannya?

2 September 2023   07:06 Diperbarui: 4 September 2023   20:53 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Partai Demokrat yang di nahkodai oleh AHY Resmi Cabut Dukungan ke Bacapres Anies Baswedan, Sumber: cnnindonesia.com

"Kemesraan itu sudah retak, Anies -AHY tak lagi bersama, Partai Demokrat membongkar perselingkuhan Bacapres Anies Baswedan dengan ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Cak Imin, lantas kemana partai Berlambang Mercy itu Melabuhkan diri untuk berkoalisi"

Itulah politik, tidak perlu heran, terkejut, dan kaget dengan hak yang tak terduga, apalagi harus baper, sebab perubahan itu pasti.

Melihat pada peristiwa sebelumnya, presiden Jokowi di periode kedua yang santer akan berpasangan dengan Mahfud MD, justru di detik-detik terakhir nama K.H. Makruf Amin yang menjadi Bacapresnya.

Hal tersebut tidak hanya terjadi dengan Anies-AHY, politik itu memang memiliki kecenderungan untuk saling silang dipasangkan.

Hanya saja Partai berlambang Mercy yang saat ini sedang di nahkodai oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) harus mencabut dukungannya kepada Bacapres Anies Baswedan, sebab Anies Dan Surya Paloh di anggap melakukan keputusan sepihak dan mengingkari janji yang sudah di sepakati.

Peristiwa politik itu tidak hanya terjadi pada Demokrat Saja, soal penghianatan itu pun pernah terjadi pada bakal Calon Presiden Prabowo Subianto, dimana perjanjian secara tertulis di Istana Batu Tulis dengan ketua umum Megawati Soekarno Putri pun, sampai saat ini masih belum ada realisasi.

Fakta-fakta yang demikian, tidak lantas membuat kita heboh, apalagi baper karena memang fakta politik di negeri kita masih demikian adanya.

Tidak ada teman yang abadi, sebab hanya kepentingan jua yang abadi, tentu saja Demokrat kecewa dengan keputusan sepihak yang diambil oleh Anies Baswedan dan Surya Paloh.

Tuduhan miring pun terlontar, Demokrat dan AHY merasa ditelikung ditengah jalan, Koalisi Perubahan untuk Persatuan apakah akan berlanjut, atau hanya akan menjadi nama kenangan, sama halnya dengan KKIR yang saat ini sudah berubah menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Dilansir dari laman cnnindonesia.com, partai Demokrat Cabut dukungan kepada bakal calon presiden Anies Baswedan, hal tersebut di sampaikan oleh ketua harian DPP partai Demokrat Andi Mallarangeng.

Keputusan partai Demokrat menarik dukungan terhadap Bacapres Anies Baswedan dan keluar dari koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) setelah majelis tinggi partai Demokrat melakukan musyawarah yang langsung di pimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono.

Partai Demokrat kemana Akan Berlabuh ?

Apakah partai berlambang mercy itu akan melakukan rekonsiliasi dengan PDI Perjuangan dan mendukung pencapresan Ganjar Pranowo ?

Sementara ketegangan antara SBY dan Megawati bak api di dalam sekam, setelah SBY mampu mengalahkan Megawati secara berturut-turut.

Atau mungkin saja Demokrat akan bergabung dengan koalisi indonesia maju yang di pimpin oleh Prabowo Subianto, karena kemungkinan ada persamaan visi dan latar belakang yang berbeda.

Dan mungkin saja partai Demokrat akan membuat Poros Baru dengan menggandeng partai-partai yang memiliki kedekatan dengan SBY.

Atau memilih opsi yang keempat dengan tetap mendukung pencapresan Anies Baswedan, tentu semua masih serba sangat mungkin dan terbuka lebar, sebab yang namanya kepentingan dimana meraih kekuasaan harus berkolaborasi dan berkoalisi dengan partai Agar memenuhi persyaratan ambang batas.

Sebab partai berlambang Mercy itu berbeda dengan PDI Perjuangan yang sudah memenuhi persyaratan presidential Threshold meski tanpa koalisi bisa mengajukan Bacapres dan Bacawapres sendiri.

Ambisi AHY-Demokrat dan Gugurnya Surat Lamaran Anies Baswedan 

Menjadi hal yang menarik, ketika Surya Paloh melamar Cak Imin - PKB untuk menjadi pendamping Anies Baswedan dalam kontestasi pemilu 2024.

Bakal Calon Presiden Anies Baswedan itu pun setuju dengan pinangan Surya Paloh dan NasDem, tinggal menunggu waktu saja Cak Imin untuk segera di deklarasikan.

Sementara disisi lain Cak Imin dan Partainya yang sudah bekerjasama dengan Prabowo, Gerindra, PAN dan Golkar, kemungkinan untuk menjadi Bacawapres mendampingi Prabowo semakin mengecil.

Bak Gayung bersambut, lamaran Surya Paloh yang di setujui Bacapres Anies Baswedan menjadi angin segar dengan membentuk kerjasama politik dengan PKB.

Jika Cak Imin di deklarasikan, tentu peta politik akan berubah dengan dahsyat, dan sangat mungkin sosok cak Imin dengan Anies Baswedan ini akan menjadi magnet yang bisa menarik partai-partai non parlemen yang kecenderungannya masih "mengekor" terhadap partai yang berkuasa di Senayan.

Inilah dinamika politik yang berkembang pesat saat ini, Demokrat dengan kebersamaannya Anies harus kecewa lantaran tidak terpilih untuk menjadi Bacawapres Anies Baswedan.

Dulu Anies Di sanjung, kini dihujat dan disebut sebagai penghianat dalam koalisi, sementara partai NasDem memiliki banyak variabel yang menjadi pertimbangan ketika AHY menjadi Bacawapres Anies Baswedan.

Isu terpilihnya Cak Imin yang membuat partai Demokrat Geram dan memilih mencabut dukungan, serta gugurnya surat lamaran Anies Baswedan kepada AHY, menjadi pelajaran dan langkah politik dari partai besutan SBY tersebut.

Tentu saja tidak perlu baper, sebab dalam politik, tidak ada yang abadi kecuali kepentingan semata.

Oleh karena itu partai berlambang Mercy itu pada akhirnya memiliki 4 opsi dalam durasi yang cepat dan singkat.

Opsi pertama bergabung dengan PDI Perjuangan dengan mendukung Ganjar Pranowo sebagai Bakal Calon Presiden, dan Opsi kedua bergabung dengan Prabowo dengan Koalisi Indonesia Maju.

Sementara opsi keempat membuat poros baru, sebab menurut elite partai Demokrat, dari pihak Istana Sudan ada yang melobi untuk membuat poros baru, akan tetapi apakah hal tersebut memungkinkan ? Tentu dalam konstek politik masih cukup memungkinkan.

Dan terakhir opsi keempat, partai Demokrat tetap di barisan Koalisi Perubahan dengan mendukung pencapresan Anies Baswedan, meski Demokrat tidak lantas mendapatkan posisi Bacawapres.

Dengan demikian sebelum janur kuning melengkung, kejutan dan hal tak terduga masih sangat mungkin terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun