Sementara disisi lain Cak Imin dan Partainya yang sudah bekerjasama dengan Prabowo, Gerindra, PAN dan Golkar, kemungkinan untuk menjadi Bacawapres mendampingi Prabowo semakin mengecil.
Bak Gayung bersambut, lamaran Surya Paloh yang di setujui Bacapres Anies Baswedan menjadi angin segar dengan membentuk kerjasama politik dengan PKB.
Jika Cak Imin di deklarasikan, tentu peta politik akan berubah dengan dahsyat, dan sangat mungkin sosok cak Imin dengan Anies Baswedan ini akan menjadi magnet yang bisa menarik partai-partai non parlemen yang kecenderungannya masih "mengekor" terhadap partai yang berkuasa di Senayan.
Inilah dinamika politik yang berkembang pesat saat ini, Demokrat dengan kebersamaannya Anies harus kecewa lantaran tidak terpilih untuk menjadi Bacawapres Anies Baswedan.
Dulu Anies Di sanjung, kini dihujat dan disebut sebagai penghianat dalam koalisi, sementara partai NasDem memiliki banyak variabel yang menjadi pertimbangan ketika AHY menjadi Bacawapres Anies Baswedan.
Isu terpilihnya Cak Imin yang membuat partai Demokrat Geram dan memilih mencabut dukungan, serta gugurnya surat lamaran Anies Baswedan kepada AHY, menjadi pelajaran dan langkah politik dari partai besutan SBY tersebut.
Tentu saja tidak perlu baper, sebab dalam politik, tidak ada yang abadi kecuali kepentingan semata.
Oleh karena itu partai berlambang Mercy itu pada akhirnya memiliki 4 opsi dalam durasi yang cepat dan singkat.
Opsi pertama bergabung dengan PDI Perjuangan dengan mendukung Ganjar Pranowo sebagai Bakal Calon Presiden, dan Opsi kedua bergabung dengan Prabowo dengan Koalisi Indonesia Maju.
Sementara opsi keempat membuat poros baru, sebab menurut elite partai Demokrat, dari pihak Istana Sudan ada yang melobi untuk membuat poros baru, akan tetapi apakah hal tersebut memungkinkan ? Tentu dalam konstek politik masih cukup memungkinkan.
Dan terakhir opsi keempat, partai Demokrat tetap di barisan Koalisi Perubahan dengan mendukung pencapresan Anies Baswedan, meski Demokrat tidak lantas mendapatkan posisi Bacawapres.