Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Tergiur Iming-iming hingga Rela Mentransaksikan Ginjal di Luar Prosedur yang Legal

30 Juli 2023   07:41 Diperbarui: 30 Juli 2023   07:44 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sehat itu mahal, jangan sembarangan mentransaksikan organ tubuh yang paling vital, ilustrasi : cnbcindonesia.com

"Baru-baru dunia kesehatan dihebohkan dengan adanya sindikat yang memperjual belikan organ tubuh (Ginjal), sindikat yang dilakukan oleh sekelompok orang itu lagi ramai diperbincangkan, pasalnya transaksi ginjal itu sudah proses antar negara, dan puluhan masyarakat Indonesia bahkan ratusan yang di duga sudah menjadi korban sindikat penjualan Ginjal tersebut ke negara tetangga"

Hampir semua pakar kesehatan, manusia masih bisa hidup dengan satu ginjal, artinya Ginjal yang ada dalam tubuh manusia masih bisa di donorkan yang kemudian disebut dengan tranplantasi Ginjal.

Sindikat penjualan Ginjal yang tengah ramai diperbincangkan itu terjadi di kota Bekasi, dimana para oknum atau sindikat itu tidak hanya orang biasa saja namun melibatkan aparat kepolisian dan pegawai imigrasi, karena penjual ginjal yang sudah di iming-imingi dengan uang hingga ratusan juta rupiah itu akan melakukan proses perjalanan ke negara Kamboja.

Aksi sindikat transaksi ginjal itu bahkan dilakukan melalui media sosial Facebook, dimana korbannya di iming-imingi uang hingga ratusan juta rupiah.

Para sindikat yang sudah di tangkap oleh polisi itu tidak hanya perseorangan, bahkan pelakunya yang tertangkap terdiri dari dua belas orang.

Dikutip dari laman cnnindonesia.com, Sindikat penjualan Ginjal ke luar negeri itu terdiri dari 12 orang, 9 orang sindikat dari dalam negeri, satu orang Sindikat luar negeri, satu orang pegawai pajak, dan satu orang oknum dari aparat kepolisian.

Untuk tersangka anggota Polri dikenakan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Jo Pasal 221 ayat (1) ke 1 KUHP.
Kemudian, pegawai Imigrasi dikenakan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang TPPO. Sementara 10 tersangka lainnya dijerat Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) dan atau Pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang TPPO.

Korban di iming-imingi uang sampai 135 juta oleh para sindikat penjualan Ginjal itu yang akan dikirim ke negara Kamboja.

Tentu proses tranplantasi Ginjal ini dilakukan non prosedural, sehingga cukup berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan.

Resiko tranplantasi Ginjal jalur non prosedural 

Para ahli memang bersepakat bahwa manusia bisa hidup hanya dengan satu ginjal, dan itu pun harus harus melalui prosedur yang benar, artinya proses transplantasi ginjal itu dilakukan secara legal dan di awasi dengan ketat.

Melalui jalur prosedural itu pun harus dilakukan pengawasan dengan ketat, sebab hal tersebut sangat erat kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan orang yang hendak mendonorkan ginjalnya.

Sang pendonor harus dipastikan harus sehat secara jasmani dan rohani, sehingga prosedur bagi orang yang hendak mendonorkan ginjalnya melalui proses yang cukup panjang dan ketat.

Hal yang tidak kalah menarik bahwa donor ginjal itu jangan sampai terjadi yang namanya komersialisasi, karena secara prosedural pun itu dilakukan oleh rumah sakit pemerintah dengan pengawasan yang cukup ketat.

Sindikat yang terjadi di kota Bekasi itu, sudah jelas dilakukan secara non prosedure, bahkan para sindikat melakukan rekrut para pendonor itu melalui akun media sosial, terutama melalui grup di Facebook.

Yang prosedure saja masih memiliki tingkat resiko yang besar bagi kesehatan, apalagi yang non prosedure, sehingga terjadinya penggrebekan sindikat penjualan Ginjal itu merupakan langkah yang positif bagi aparat penegak hukum.

Faktor ekonomi dan transaksi penjualan Ginjal

Dengan di iming-imingi uang hingga ratusan juta rupiah, para pendonor atau pemilik ginjal merelakan untuk dijual ginjalnya, bahkan pemesannya dari negara tetangga.

Terlepas hal tersebut menjadi pro dan kontra, namun penjualan Ginjal yang dilakukan dengan non prosedural jelas menyalahi aturan dan cukup membahayakan bagi sang pendonor itu sendiri.

Cukup bahaya bagi kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian, meski pakar sepakat bahwa manusia bisa hidup hanya dengan satu ginjal, tetapi yang jelas ketika satu ginjal terjual, akan membuat ketidakseimbangan dalam diri orang yang sudah mendonorkan ginjalnya.

Adanya sindikat penjualan Ginjal, dan masyarakat di janjikan dengan uang sampai nilainya ratusan juta itu, tentu sangat erat kaitannya dengan faktor ekonomi dan kebutuhan sehari-hari.

Demi mencukupi hidup dan kehidupan keluarganya, apapun rela dilakukan, termasuk menjual belikan ginjal atau donor ginjal.

Dengan uang ratusan juta rupiah yang menjadi pancing dari para sindikat penjualan Ginjal itu, menjadi hal yang cukup mengagetkan, apalagi korbannya adalah orang Indonesia yang hendak mendonorkan ginjalnya ke negeri Kamboja.

Oleh karena itu transplantasi ginjal secara prosedural atau yang legal masih memiliki tingkat resiko yang cukup tinggi bagi kesehatan kita, apalagi melakukan transplantasi ginjal lewat non prosedural atau ilegal, tentu lebih berbahaya lagi bagi kesehatan dan keselamatan. Maka dari itu dalam situasi dan kondisi yang terpojok, alangkah baiknya tidak sampai mendonorkan ginjal hanya demi meraup uang yang di janjikan, karena sehat itu jauh lebih mahal dari pada apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun