Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Pencitraan dan Politik Identitas Menjadi Menu Penyedap Rasa di Alam Demokrasi Indonesia

22 Oktober 2022   07:01 Diperbarui: 22 Oktober 2022   07:04 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik pencitraan dan identitas menjadi bumbu penyedap rasa di alam demokrasi Indonesia, Sumber: kompas.com

"Pemilu tahun 2024 terus bergerak, persiapan dan strategi sudah mulai diracik sedemikian rupa, para elit dan tokoh politik sudah nampak bermanuver, serta mencitrakan dirinya dengan sedemikian rupa supaya mendapatkan simpatik rakyat"

Adegan demi adegan sudah mulai dilakoni, para elite politik mulai bersafari mencari simpati publik, gaya berpakaian dan berbicara pun di atur sedemikian rupa untuk menampilkan diri mereka sebagai sosok yang merakyat, humble, humanis, dan lain sebagainya.

Dua model politik pencitraan dan politik identitas, apa masih laku pada pemilu 2024 ? Terlepas laku atau pun tidak, semuanya adalah bagian yang sedang berkembang dan cukup sulit untuk dihindari, sebab bersifat melekat dengan rancangan skenario yang sudah mulai disusun untuk terus melakukan propaganda dalam rangka menaikkan elektabilitasnya.

Kondisi percaturan politik Nasional kian menghangat, tiga tokoh elite sudah menyatakan kesiapannya untuk menjadi RI 1, dimulai dari Prabowo Subianto dengan partai Gerindra, disusul oleh Anies Baswedan yang diusung oleh partai NasDem, dan yang ketiga disampaikan oleh Ganjar Pranowo menyatakan kesiapannya yang di duga memberi sinyal pada koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN dan PPP.

Ganjar Pranowo sebelum menyatakan kesiapannya untuk menjadi RI 1, memang sudah direkomendasikan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres, dan Yenny Wahid sebagai Cawapres pada pemilu 2024.

Dinamika politik yang kian menghangat sejumlah pengamat sudah mulai menilai dan memaparkan akan bangunan strategi politik yang hendak diterpakan oleh masing-masing elite partai politik, dan tidak menutup kemungkinan politik pencitraan dan politik identitas menjadi bagian tak terpisahkan untuk meraih kemenangan.

Apa itu politik pencitraan ?

Secara sederhana pencitraan merupakan proses penggambaran diri yang dirancang dengan baik untuk mendapatkan simpatik.

Proses pencitraan ini kerap dipakai oleh para elite untuk menggambarkan diri mereka sebagai sosok yang dekat dengan rakyat, ramah, humble, sehingga membuat simpatik masyarakat untuk memilih.

Membangun rasa suka dan disukai oleh rakyat adalah bagian yang sah-sah saja dalam konstek perkembangan politik di alam demokrasi Indonesia, senyampang hal tersebut tidak berlebihan atau bahasa gaulnya senyampang tidak lebay-lebay amat.

Bangunan politik pencitraan ini cukup dikenal dan populer di Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diperkuat pada era Presiden Jokowi, dimana pencitraan itu menjadi bagian tak terpisahkan dalam politik dan menjadi bumbu penyedap rasa di alam demokrasi Indonesia.

Sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, bahwa para elite politik dinegeri ini pastinya akan menggunakan berbagai macam cara untuk memenangkan kontestasi dengan cara merebut simpatik dan hati rakyat.

Begitu pun dengan politik pencitraan yang saat ini sudah mulai berhembus melalui berbagai media baik online, ofline, dan secara langsung dengan melakukan anjangsana, sebagai contoh tokoh politik yang beberapa waktu lalu langsung turun ke sawah dengan ikut menanam padi, dan memberikan pernyataan soal swasembada pangan yang mulai menggelisahkan akibat resesi dan inflasi.

Dan masih banyak yang lainnya bangunan politik pencitraan itu terus dibangun, meski masyarakat sudah mulai paham betul bahwa politik pencitraan sebagai proses yang "menipu".

Apa itu Politik Identitas ?

Politik identitas ini yang cukup berbahaya dialam demokrasi Indonesia, pasalnya bangunan politik identitas memiliki kecenderungan akan polarisasi dan ketegangan sosial, sehingga tidak bisa kita pungkiri adanya politik identitas akan memecah belah kesatuan dan persatuan rakyat Indonesia.

Bangunan politik identitas ini juga sudah tidak bisa dipungkiri ditengah memanasnya suhu politik di negeri ini. Para elite politik juga tidak segan-segan akan melakukan serangan kepada pihak lawan untuk dijatuhkan dengan menebarkan teror hoax dengan memberikan justice parlda tokoh lainnya sebagai bapak politik identitas.

Pastinya politik identitas ini, menjadi senjata yang ampuh untuk menjatuhkan seseorang bahkan menjadikan masyarakat bersitegang dan terpolarisasi, sehingga akan menjadikan rakyat semakin tercerai berai.

Mengapa politik identitas cukup berbahaya dan cukup rawan menjadi pemecah persatuan dan kesatuan ? Sebab politik identitas sangat erat kaitannya dengan suku, ras, agama, dan budaya sehingga akan menciptakan ketegangan yang cukup panjang akibat berbeda pilihan dan dukungan.

Politik identitas ini menjadi wajah yang cukup mengerikan dialam demokrasi Indonesia, sebab politik identitas menjadi salah satu cara atau strategi bagi para elite untuk menjatuhkan lawan politiknya untuk merebut kemenangan yang sudah menjadi impian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun