"Setiap anak didik atau siswa mulai dari jenjang yang paling mendasar yakni pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai pada pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) pastinya memiliki Guru Bimbingan Konseling, yang biasa lebih populer dengan sebutan guru BK"
Guru BK memiliki peran yang sangat penting pada masing-masing instansi sekolah, sebab guru BK sendiri perannya lebih khusus dan lebih luas, yakni mencakup seputar persoalan anak didik, mulai dari persoalan yang bersifat jasmaniah sampai pada problem rohaniah atau kejiwaan.
Dua unsur yang ada dalam diri setiap makhluk hidup, khususnya manusia, dan lebih khusus lagi adalah anak didik, yang terdiri dari unsur dhohiriah dan unsur bathiniah yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan satu sama lain.
Dunia pendidikan setiap instansi sekolah pastinya memiliki yang namanya guru BK alias guru Bimbingan Konseling yang siap membantu anak didik meningkatkan potensi yang ada dalam diri mereka, serta membimbingnya ke arah yang lebih positif dan lebih baik lagi.
Peran guru BK di masing-masing sekolah memiliki fungsi yang krusial, tidak hanya membantu anak meningkatkan potensinya, tetapi juga menangani anak yang bermasalah, baik itu secara mentalitas maupun secara fisik.
Oleh karenanya setidaknya 5 peran penting dan krusial yang harus dipahami oleh guru BK maupun pendidik lainnya, sehingga menangani hambatan-hambatan anak didik bisa dengan cepat tertangani.
Pertama : Guru BK harus memahami ilmu psikologi, terutama psikologi anak
Mengapa harus memahami psikologi ? Karena psikologi merupakan disiplin ilmu yang membahas dan menganalisa kompleksitas dalam diri manusia, baik anak-anak pada umumnya maupun bagi orang dewasa.
Sebagai disiplin ilmu yang sudah diperoleh oleh seorang guru BK merupakan bekal untuk membantu anak didik, sekaligus menangani anak didik yang memiliki hambatan dalam proses belajar.
Secara tehnis mungkin berbeda cara guru BK membantu dan menangani anak yang berbeda dengan anak pada umumnya, sehingga fleksibilitas dari seorang guru BK menjadi hal yang cukup penting untuk mengklasifikasi akan kebutuhan anak didik untuk meningkatkan kemampuannya.