Momen pencapresan Ganjar Pranowo oleh PSI pada (03/10), Pasca Anies Baswedan di Capreskan oleh NasDem, masih menjadi perhatian yang cukup menarik untuk dianalisa, sebab PSI Sendiri elektabilitas partainya masih, 0,00 persen secara Nasional, namun manuvernya membuat pusing elite partai lainnya.
Lemahnya Aspek Komunikasi yang harus dibangun oleh sebuah partaiÂ
Mengapa penting aspek komunikasi yang harus terjalin antar elite partai, yang seharusnya dilakukan oleh ketum PSI sebagai penanggung jawab secara umum didalam partai itu sendiri.
Partai yang sudah menjadi pemenang pada pemilu 2019 yang lalu masih terus melakukan safari politik, membangun komunikasi, saling menjajaki kesamaan visi, serta terus melakukan upaya kordinasi untuk membangun kekuatan yang pada gilirannya berharap menjadi pemenang pada pemilu yang akan datang.
Lain halnya dengan PSI yang terkesan asal serobot, seperti cacing kepanasan pasca NasDem mencapreskan Anies Baswedan menunjukkan kelemahan analisan dan aspek Komunikasi Giring yang cenderung membuat PSI semakin tenggelam dan sama sekali tidak mendapatkan simpatik akibat ulah dan manuvernya.
Hal tersebut sebenarnya cukup disayangkan, namun apa boleh buat bro Giring masih terus melakukan upaya dan menggiring Opini tanpa ada perhitungan yang matang, meski klaim bro Giring ini mencapreskan Ganjar pada Hari yang sama dengan deklarasi NasDem yang mencapreskan Anies Baswedan.
Giring sendiri mencapreskan Ganjar Pranowo dan Yenny Wahid sebagai cawapres, karena sudah melakukan musyawarah yang beliau sebut dengan Rembuk Rakyat yang hampir semua kadernya di daerah memilih Ganjar Pranowo sebagai kandidat Capres dari PSI.
Sayang seribu sayang Bro Giring Capreskan Ganjar tanpa Kulo Nuwun sehingga ada pihak-pihak yang merasa di rugikan atas manuver politik bro Giring ini.
Bro Giring dan PSI Lempar Magnet itu mendapatkan Simpatik
Bukan tanpa alasan PSI mencapreskan Ganjar Pranowo dan Yenny Wahid sebagai Capres dan Cawapres, meski kemudian muncul pertanyaan sudahkah ketum PSI Giring kulo Nuwun pada tokoh dan elite yang direkomendasikan oleh PSI?
Sementara Ganjar Pranowo sendiri adalah kader Ideologis PDI-P, yang artinya Bro Giring setidaknya pamit terlebih dahulu pada Ibu Mega selaku pemegang hak preogatif di PDI-P. Itulah yang disebut dengan etika dan komunikasi politik yang Santun, tidak lantas seperti Manuver Giring yang kemudian para pengamat pun melihat manuver ketum PSI itu membawa dampak merugikan terhadap para pihak.