Dikutip dari laman kompas.com, bahwa kapasitas Stadion Kanjuruhan sebanyak 38.000 penonton, namun tiket yang tercetak mencapai 42.000 penonton.
Maka dalam konstek ini, Stadion Kanjuruhan pada laga Arema FC vs Persebaya mengalami ledakan penonton, karena tim kesayangan mereka hendak bertanding.
Tidak hanya warga Malang saja yang menjadi korban hilangnya nyawa itu, namun warga dari berbagai daerah turut menjadi korban dan meninggal dunia, salah satunya terjadi pula pada warga Jember, yang harus mengantarkan nyawanya ke stadion Kanjuruhan Malang.
Dugaan kuat adanya tembakan Gas Air mata yang memicu kepanikan pada suporter yang ada ditribune, sehingga kepanikan pun terjadi dan para penonton berupaya keras untuk keluar dari stadion, sehingga desakan pun tak bisa dihindarkan yang menyebabkan ratusan korban yang berjatuhan.
Hal yang demikian harus dievaluasi betul oleh para pihak, sebab tembakan gas air mata, menjadi indikasi paling mendasar atas tragedi berdarah di stadion Kanjuruhan Malang.
Desakan Untuk Keluar Dari Stadion Kanjuruhan untuk menghindari Gas Air Mata Sebab banyaknya Aremania yang meregang Nyawa
Peristiwa 01 Oktober 2022, menjadi tangisan orang tua dan kerabat korban Tragedi Kanjuruhan yang mencekam.
Banyak orang tua yang kehilangan anak dan kerabatnya akibat peristiwa tersebut, sebab tercatat ada 125 korba yang meninggal dunia dan sekitar 300 orang yang harus mendapatkan perawatan.
Sejarah kelam bagi perkembangan sepakbola Indonesia, sebab tragedi berdarah di stadion Kanjuruhan menyebabkan trauma yang sangat mendalam, terutama bagi para keluarga korban yang anggota keluarganya harus meregang nyawa dalam peristiwa tersebut.
Para suporter Aremania berdesak-desakan untuk keluar dari Stadion Kanjuruhan mencari jalan keluar guna menghindari tembakan gas air mata yang diluncurkan oleh aparat keamanan ke Tribune.
Tujuan aparat keamanan untuk membuat para suporter tidak membuat kegaduhan dan kerusuhan, namun fakta yang terjadi justru sebaliknya, tembakan gas air mata membuat suporter panik dan berhamburan keluar dari stadion Kanjuruhan, hingga banyak korban yang berhmjatuhan.