Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tragedi Berdarah Kanjuruhan, Mahfud MD Tegaskan Tidak Ada Bentrok Antar Suporter

2 Oktober 2022   16:55 Diperbarui: 2 Oktober 2022   16:58 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gas Air Mata Melesat setelah Suporter Arema FC Malang turun Lapangan, dan kerusuhan semakin memanas, Sumber : pikiran-rakyat.com

Keluarga besar Persebaya turut berdukacita sedalam-dalamnya atas jatuhnya korban jiwa setelah laga Arema FC vs Persebaya
Alfatihah untuk para korban
Dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan
"Tidak ada satupun pertandingan sepak bola yang sebanding dengan nyawa," demikian dikutip dari laman akun Instagram @persebayaofficial.

Tragedi yang cukup memilukan dalam dunia olahraga khususnya sepakbola ketika sportifitas tidak mampu dijunjung tinggi hingga menyebabkan ratusan nyawa melayang dengan sia-sia.

Peristiwa berdarah di stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC Vs Persebaya dimana tuan rumah harus menerima kekalahan dengan skor 2-3, menjadi pemicu terjadinya kerusuhan hingga ratusan nyawa menghilang.

Hilangnya nyawa para suporter sepak bola ini menjadi duka yang mendalam, tidak hanya duka bagi masyarakat Malang dan Jawa timur khususnya, namun hal tersebut menjadi duka yang mendalam bagi bangsa Indonesia.

Dikutip dari laman tempo.co, hasil penelusuran Komnas HAM tercatat sudah ada 153 korban Jiwa akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.

Dua polisi tewas dalam insiden tersebut dan ratusan suporter meninggal dunia akibat dari kerusuhan para suporter di Stadion Kanjuruhan Malang, sungguh Malang nian Nasib Para suporter yang harus kehilangan nyawa akibat menonton bola.

Tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan Malang ini tidak hanya menjadi perbincangan secara Nasional, bahkan menjadi perbincangan dunia International, bahkan di negara China video mengenai kerusuhan di kanjuruhan itu menjadi viral di negeri tirai bambu.

Dikutip dari laman kompas.com, "Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar suporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Suporter di lapangan hanya dari pihak Arema," tegas Mahfud dalam keterangannya, Minggu (2/10/2022)

Menurut Mahfud, pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan.

Pihak aparat keamanan sudah meminta kepada panitia untuk menyesuaikan kapasitas Stadion Kanjuruhan yang memiliki kapasitas 38.000 penonton, namun hal tersebut di abaikan, dan saat pertandingan berlangsung, tiket yang sudah tercetak mencapai 42.000.

Tragedi yang paling mengerikan dalam sejarah Sepakbola Indonesia

Banyaknya korban Jiwa yang berjatuhan yang diduga karena desakan, akibat adanya gas Air mata, pihak aparat penegak hukum harus mendalami dan menyelidiki tragedi berdarah tersebut.

Duka yang mendalam sangat dirasakan oleh bangsa Indonesia akibat peristiwa tersebut, sehingga tragedi berdarah hingga ratusan korban jiwa itu kedepan tidak boleh terjadi lagi.

"Ingat bahwa pertandingan sepakbola atau olahraga apapun tidak sebanding dengan nyawa" Prinsip tersebut memanglah benar adanya, sebab Nyawa tidak bisa dibeli atau dipertaruhkan dengan apapun, apalagi hanya dengan sekedar pemainan sepakbola dilapangan hijau.

Presiden Jokowi Pun perintah untuk menghentikan Liga yang sedang berlangsung tersebut akibat banyaknya korban yang berjatuhan, dan Presiden perintahkan Kapolri untuk mengusut tragedi berdarah itu hingga tuntas.

Tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan yang membuat ratusan nyawa melayang, menjadi tinta hitam sejarah Sepakbola Indonesia, Sebab nyawa yang melayang tidak bisa diganti oleh apapun didunia ini.

Para suporter yang sedang membawa rekannya saat pingsan karena terkena gas air mata, sumber : suarajatim.id
Para suporter yang sedang membawa rekannya saat pingsan karena terkena gas air mata, sumber : suarajatim.id

Dengan tragedi tersebut, lantas siapa yang hendak dipersalahkan ? Disini tidak lantas sedang mencari kambing hitam yang dungu, namun bobrok dan rusaknya sistem managemen penonton hingga kerusuhan terjadi dan tidak mampu dibendung, menjadi sejarah kelam dalam perkembangan sepak bola Indonesia.

Gas Air Mata dan Kepanikan salah satu penyebab Banyaknya Korban Berjatuhan

Banyak yang meninggal dunia akibat terjadi desakan dan bentrok dengan aparat keamanan. Dalam konstek ini tidak ada yang harus dipersalahkan, namun peristiwa tersebut tetap harus didalami dan diselidiki, sebab ada banyak unsur yang menyebabkan banyaknya korban jiwa berjatuhan.

Dalam tragedi berdarah di stadion Kanjuruhan Malang yang terjadi pada Sabtu Malam (02/10), tidak ada bentrok antar suporter, sebab Bonek yang merupakan Fans berat dan fans fanatik Persebaya tidak diperkenankan untuk ikut menonton kedalam Stadion Kanjuruhan.

Artinya Kerusuhan tersebut memang dimulai oleh para suporter Arema FC, yakni Aremania yang merupakan fans fanatik tim Sepakbola asal Malang tersebut.

Para suporter sangat kecewa karena jagoannya kalah dikandang sendiri, sehingga kerusuhan itu terjadi pasca pertandingan Arema FC Vs Persebaya dengan Skor 2-3.

Tragedi berdarah di stadion Kanjuruhan yang menelan sampai ratusan Korban, harus menjadi bahan evaluasi dan instrospeksi diri bagi para pemangku kebijakan, khusunya bagi Kemenpora, Kapolri, Menkopolhukam, PSSI, dan Klub sepakbola lainnya di seluruh Indonesia, sehingga peristiwa serupa tidak terjadi kembali dimasa yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun