Kasus Gubernur Papua Lukas Enembe menjadi catatan penting bagi kita semua bahwa mental korupsi dan judi bisa berlaku pada siapa saja, sebab tidak hanya sistem saja yang perlu di benahi, namun mental dan pembentukan karakter, sehingga ketika dipasrahi amanah menjadi tokoh publik, benar-benar menjalankan tugasnya sesuai dengan tupoksinya.
Mental korup ini, juga tidak lepas dengan sistem, dimana untuk menjadi pejabat publik suap menyuap masih kerap terjadi, tidak hanya pejabat kelas kakap, bahkan pejabat paling rendah sekalipun untuk mendapatkan jabatan masih ada ruang suap dan sogok, dan hal itu masih "menjadi hal lumrah" yang bisa terjadi disekitar kita.
Disamping ambisius terhadap jabatan sebagai salah satu jalan untuk memperkaya diri, rasa syukur akan nikmat yang diberikan Tuhan, kerap diabaikan, sehingga menjadi laknat dan menjadi malapetaka yang pastinya merugikan diri dan keluarga.
Mental untuk memperkaya diri dengan menghalalkan segala cara sudah menjadi kebiasaan untuk memenuhi ambisi dan eksistensi
Ujian menjadi seorang penguasa itu memang cukup berat, godaan, tantangan, ujian, dan sederet masalah lainnya, menjadi hal yang tak bisa dihindari.
Begitu pula dengan hal yang berbau politik, kawan dan lawan tidaklah abadi, karena yang abadi adalah kepentingan semata.
Mental Korupsi dan penjudi yang saat ini sedang diusut dan menguap kepermukaan adalah Gubernur Papua Lukas Enembe.Â
Dikutip dari lamam tempo.co, Masyarakat Anti Korupsi Indonesia menyatakan Gubernur Papua Lukas Enembe diduga bermain judi di 3 negara, yaitu Singapura, Malaysia, dan Filipina. MAKI menduga permainan judi ini tidak sembarangan, tetapi bermain di kasino dengan kelas VIP.
Gubernur Papua satu orang yang tertangkap, sementara tidak menutup kemungkinan pejabat lainnya juga ada yang gemar melakukan korupsi untuk bermain judi, sehingga kasus Lukas Enembe ini menjadi pelajaran sekaligus evaluasi bagi pemerintah, sebab perbuatan tercela tersebut tidak hanya merugikan negara secara umum, namun juga merugikan rakyat yang saat ini sedang didera kesulitan ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H