Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Pejabat Negara Tidak Hafal Pancasila, Revolusi Mental Kembali Dipertanyakan?

13 September 2022   08:49 Diperbarui: 13 September 2022   08:52 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua DPRD Kabupaten Lumajang, Anang Ahmad Syaifuddin mengundurkan diri dari jabatannya, gegara tidak hafal salah satu butir Pancasila, Sumber : JPNN.com

"Video viral berdurasi 60 detik soal ketua DPRD Lumajang Anang Ahmad Syaifuddin yang tidak hafal salah satu butir Pancasila sebagai Ideologi Negara, menjadi catatan tersendiri, sebab seorang pejabat Negara dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) harus menelan rasa malu, karena tidak hafal salah satu butir Pancasila, yang kemudian dengan ksatria mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua DPRD Kabupaten Lumajang"

Peristiwa Ketua DPRD Kabupaten Lumajang, Anang Ahmad Syaifuddin fraksi PKB harus menelan pil pahit gegara tidak hafal Pancasila yang viral karena di videokan, sebab rasa malu karen tidak hafal Pancasila, Beliaupun secara ksatria mengundurkan diri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Video berdurasi 60 detik itu menjadi bahan perbincangan warga net, karena diketahui salah pejabat negara yang semestinya harus hafal di luar kepala, namun apalah daya, beliau juga manusia yang memiliki khilaf dan ketidak sengajaan.

Terlepas dari itu semua, konstruksi yang dibangun oleh Presiden Joko Widodo dengan Revolusi Mental, tentu kembali di pertanyakan, Jika seorang anggota dewan saja tidak hafal dengan butir-butir Pancasila.

Butir-butir Pancasila yang merupakan sebuah Ideologi Negara, pada hakekatnya tidak sekedsr dihafal, namun harus dipahami makna dan isinya, serta mampu di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana seharusnya Revolusi Mental harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini? Sementara Pancasila sebagai ideologi Negara sebagai sebuah pijakan dalam revolusi mental yang diharapkan oleh presiden Joko Widodo.

Dikutip dari laman tempo.co, Sebelumnya,  gara-gara tidak lancar saat mengucapkan Pancasila dalam sebuah forum kegiatan perhimpunan mahasiswa, Anang Ahmad Syaifuddin menyatakan mundur dari Ketua Dewan. Pernyataan mundur itu disampaikan dalam rapat paripurna DPRD Lumajang, Senin siang.

Konsepsi Revolusi Mental !

Lantas apa hubungannya revolusi mental dengan salah satu anggota dewan yang tidak hafal dengan butir-butir Pancasila? Sekilas memang tidak tidak ada hubungannya, namun jika dicermati dengan seksama, bahwa Revolusi Mental itu harus diterapkan sejak dini.

Bupati Lumajang dan Anang Ahmad Syaifuddin Usai mengundurkan diri dari Jabatannya sebagai ketua DPRD Lumajang, sumber : wahananews.co
Bupati Lumajang dan Anang Ahmad Syaifuddin Usai mengundurkan diri dari Jabatannya sebagai ketua DPRD Lumajang, sumber : wahananews.co

Anak pendidikan usia dini saja, dalam rentang satu Minggu dengan begitu cepatnya menghafal butir-butir dalam Pancasila, meski masih belum paham makna yang terkandung pada masing-masing sila tersebut.

Pentingnya pendidikan kewarganegaraan dalam pendidikan sangat penting adanya untuk menggugah rasa nasionalisme dalam diri kita, dan para generasi penerus bangsa.

Menjadi sebuah contoh dan pelajaran bagi kita semua, salah satu pejabat daerah yang tidak hafal butir-butir Pancasila yang merupakan dasar dari sebuah negara dan bersifat Sakral memang cukup disayangkan, sehingga klarifikasi dari organisasi partai politik yang menaunginya sudah dilakukan.

Dengan peristiwa tersebut juga menjadi salah satu pelajaran bagi Organisasi politik untuk membina nilai-nilai kebangsaan dan pemahaman terhadap ideologi Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap kader atau anggota partai Politik untuk menjadi lebih berintegritas lagi, sehingga peristiwa serupa tidak terjadi lagi, apalagi notabene pejabat negara yang justru menjadi contoh bagi masyarakat umum.

Guratan kepedihan di wajah eksekutif dan legislatif 

Saat Anang Ahmad Syaifuddin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua DPRD Lumajang, sebab kekhilafannya saat mengucapkan butir-butir Pancasila yang keliru.

Gegara keliru melafaldkan butir-butir Pancasila, dan direkam menjadi video, lantas kemudian viral dimedia sosial, menjadi pukulan telak, tidak hanya bagi orpol yang menaunginya, namun bagi eksekutif yang merupakan Sahabat seperjuangannya.

Toriqul Haq, selaku Bupati kabupaten Lumajang menunjukkan kepedihannya atas perisitiwa kekhilafan ketua DPRD itu, yang kemudian viral dan menjadi hukuman sosial, sehingga beragam spekulasi bermunculan.

Dikutip dari JPNN.com, "Dalam kesempatan yang berbahagia ini, dalam (rapat) paripurna DPRD, dalam ruangan yang terhormat ini, dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim saya dengan hati yang sangat menyesal mengundurkan diri dari ketua DPRD Kabupaten Lumajang," kata Anang Ahmad Syaifuddin di hadapan seluruh peserta Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Lumajang, Senin (09/09). 

Sikap ksatria Anang Ahmad Syaifuddin mengundurkan diri karena kekhilafannya melafadzkan butir-butir Pancasila, patut di acungi jempol, sebab salah dan khilaf adalah miliki manusia, dan sudah semestinya hal tersebut adalah hal yang manusiawi, tentu saja tidak perlu dihakimi berlebihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun