Ada yang bilang HMI bukan sekedar sekelompok mahasiswa yang cukup berkelompok saja, namun HMI juga bisa menjadi Harapan Masyarakat Indonesian walaupun tidak bisa dipungkiri ditubuh HMI sudah banyak mencetak kader dan tokoh baik di daerah maupun ditingkat Nasional.
Cara pandang dan cara berpikir inklusifitas inilah, tercetak sebuah keberagaman di tubuh HMI, sehingga tidak heran jika tokoh jebolan HMI mulai dari "Iblis sampai malaikat ada", karena sejatinya di organisasi Kader tersebut selalu diajarkan cara berpikir inklusif yang mampu menerima akan suatu perbedaan dan latar belakang dari masing-masing Mahasiswa, selama Mahasiswa tersebut berkeyakinan Islam.
Sekedar Saran bagi Himpunan Mahasiswa Islam, tetap berpegang pada prinsip, yakni memprioritaskan kualitas, karena dengan kualitas secara otomatis kuantitas akan didapatkan.
Bergabung di organisasi yang didirikan oleh tokoh sekaligus Pahlawan Nasional Lafran Pane pada 05 Februari 1947 tersebut memang cukuplah berat, karena organisasi khususnya HMI sebagai second university harus terintegrasi dengan kampus yang merupakan pintu pertama bagi calon Mahasiswa Baru untuk bisa mengenyam pendidikan diperguruan Tinggi.
Artinya bahwa tidak perlu saling berebut supaya Calon Mahasiswa Baru bisa ikut ataupun bergabung dengan HMI. Bahwasanya asas demokrasi dan penentuan pilihan untuk masuk disebuah organisasi hakekatnya tidak ada paksaan, karena bergabung di organisasi ekstra membutuhkan kesadaran dan kesalehan, baik kesalehan sosial maupun kesalehan individual.
Doktrinasi dan pertanggung jawaban sebagai insan AkademisÂ
Masing-masing organisasi baik ekstra maupun Intra kampus memiliki visi dan misi yang berbeda, serta memiliki tujuannya masing-masing.
Masing-masing organisasi pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, sehingga target dan fokus untuk dicapai menjadi skala prioritas untuk dilakukan.
Begitupun dengan Himpunan Mahasiswa Islam, sesuai dengan Pasal 4, yakni Visi HMI adalah "Terbinanya Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi yang bernafaskan Islam dan Bertanggung jawab atas Terwujudnya masyarakat Adil dan Makmur yang di ridhoi oleh Allah SWT" menjadi Fondasi bagi sebuah pergerakan didalam himpunan.
Dan tujuan dari himpunan itu sendiri tidak pernah lepas dari dua aspek yang sudah menyatu, yakni Kebangsaan dan Keislaman, sehingga dua hal tersebut harus terintegrasi dan menjadi doktrinasi dalam setiap langkah.