Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Besar Kemungkinan Barada Richard Eliezer Lolos dari Jerat Hukum atas Peristiwa Kematian Brigadir Joshua

24 Agustus 2022   18:59 Diperbarui: 25 Agustus 2022   07:04 1410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Skenario mangan Kadiv propam Irjen Ferdi Sambo patah ditengah jalan, dalam drama polisi tembak polisi, pasalnya drama yang dilakonkan oleh sang jenderal pada akhirnya mulai tampak terang benderang"

Tadi pagi, Rabu (24/08) menjelang siang DPR RI Komisi III, jajak pendapat dengan Kapolri beserta jajarannya, untuk membeberkan kronologi kasus kematian Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat alias Brigadir J, untuk membuka tabir yang sebenarnya atas kasus polisi tembak polisi.

Dalam perjalanannya Kapolri melalui Timsus polri menetapkan 5 tersangka atas kematian Brigadir Joshua, sebagai pelaku pembunuhan berencana.

Barada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Barada E, ditetapkan sebagai tersangka yang pertama, karena diduga sebagai penembak yang menewaskan Brigadir Joshua.

Barada E ini ditetapkan sebagai tersangka pada (05/08) dan dijerat dengan pasal 338 junto 55-56 KUHP, tentang kasus pembunuhan yang menghilangkan nyawa seseorang.

Skenario Baku tembak ini pun pada akhirnya terbantahkan dengan pengakuan Barada E, bahwasanya Barada E, masuk dalam gubangan Skenario Ferdi Sambo yang menjadikannya sebagai tersangka.

Dalam perjalanannya, Barada E ditetapkan menjadi Justice Collaborator, yakni tersangka sekaligus menjadi saksi utama dalam kasus kematian Brigadir Joshua.

Sandiwara Ferdi Sambo, Dalam Kondisi panik, Sehingga mudah ditebak, dan mampu menjebak, Sumber : Twitter/@kumparanplus
Sandiwara Ferdi Sambo, Dalam Kondisi panik, Sehingga mudah ditebak, dan mampu menjebak, Sumber : Twitter/@kumparanplus

Dikutip dari laman kompas.com, Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengakatan, keterangan terbaru Bharada E saat itu adalah dia melihat Brigadir J sudah terkapar bersimbah darah. Di depan Brigadir J yang terkapar, menurut dia, ada Ferdy Sambo yang memegang pistol.

"Saudara Richard menyampaikan bahwa melihat almarhum Yosua terkapar bersimbah darah. Saudara FS berdiri di depan dan memegang senjata lalu diserahkan kepada Saudara Richard," tutur dia.

Mungkinkah Barada E yang telah Menembak Brigadir Joshua, atau Barada E diperintah untuk mengakui saja dalam skenario ?

Simpang siur kematian Brigadir Joshua serta drama pengkaburan kasus tersebut memang membutuhkan kehati-hatian baik dari pihak penyelidik, Komnas HAM, LPSK, Komnas Perempuan, dan kuasa hukum baik dari pihak Barada E maupun kuasa Hukum Alm. Brigadir Joshua.

 Begitu pula dengan dokter forensik yang sudah dua kali melakukan Ekhumasi atau otopsi ulang yang juga memunculkan polemik, karena diduga ada perbedaan hasil otopsi yang pertama dan yang kedua.

Setelah Barada E ditetapkan menjadi tersangka, juga mengejutkan publik, karena Barada E, akan mengungkapkan kronologi yang sebenarnya atas tewasnya Brigadir Joshua.

Jika sebelumnya Barada E masuk dalam skenario polisi tembak-tembakan, justru saat ini sudah berbalik arah, karena kasus kematian Brigadir Joshua sudah tidak sesuai dengan skenario yang dibuat oleh Ferdi Sambo.

Jika melihat pernyataan Kapolri yang dirilis kompas.com, Barada E, datang ke tempat Kejadian Perkara (TKP), bahwa Alm. Brigadir Joshua sudah bersimbah darah di depan Ferdi Sambo, dan sang Jenderal sedang memegang pistol.

Dan di duga Barada E masuk dalam skenario dengan di janjikan sejumlah uang, setelah terbit SP3 atau pemberhentian surat penyidikan, namun faktanya tidak seperti yang diprediksikan, dan Barada E malah ditetapkan menjadi tersangka.

Hal itulah yang kemudian menyebabkan Barada E, hendak merubah kesaksian dan memohon perlindungan terhadap LPSK.

Banyaknya kejanggalan yang menguap ke publik

Sedari awal drama kebohongan yang menjebak, hingga berita hoax bermunculan di sejumlah platform media Sosial, semakin menjadikan tensi masyarakat semakin menguat bahwasanya ada drama dan rekayasa kasus yang sangat kental.

Rekayasa kasus tersebut menyebabkan pembohongan dari satu lembaga ke lembaga yang lain, mulai dari laporan sebagai korban yang dilaporkan ke Polres Jakarta Selatan, serta kebohongan lainnya yang dipertontonkan, bahkan kompolnas pun menjadi salah satu korban rekayasa kebohongan yang dibangun oleh Ferdi Sambo.

Dari situlah bermunculan kejanggalan demi kejanggalan yang dipertontonkan secara nyata, sehingga Polri membentuk timsus untuk mengungkap fakta yang sebenarnya atas tewasnya Brigadir Joshua.

Benar atau tidaknya Barada E, telah menembak atau tidak menembak Brigadir Joshua, semuanya pasti akan tersingkap di pengadilan, dan apakah Barada E, akan lolos dari jerat hukum ? Tentu saja sangatlah besar kemungkinannya, sehingga Barada E, bisa menghirup udara segar, karena perannya dalam peristiwa kematian Brigadir Joshua, sangatlah minim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun