Pertama:Â mengantisipasi trouble error, baik yang disebabkan oleh gangguan jaringan maupun sistem dalam APL yang ada kecenderungan bermasalah.
Aplikasi juga ciptaan manusia yang merupakan produk dari perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga trouble adalah bagian yang tak terpisahkan, sebab saat penciptanya membuat sebuah aplikasi pastinya didasari pada uji coba terlebih dahulu sebelum diluncurkan ke masyarakat.
Kedua:Â risiko pada pengelolaan financial yang bisa menyebabkan ketagihan pada consumer untuk berbelanja dan gaya hidup yang cenderung mengajak pada hedonisme, sehingga akan menyebabkan terjadi pemborosan yang bisa menguras kantong.
Mudahnya melakukan transaksi secara digitalisasi bisa menyebabkan kita pada jebakan utang-piutang, sebab APL yang sudah dinaungi badan hukum dan dikontrol oleh Otoritas Jasa Keuangan sekalipun, juga menyediakan jasa utang piutang bagi penggunanya.
Ketiga:Â risiko adanya ketidakseimbangan, antara pemasukan dan pengeluaran, sehingga jika penggunaan transaksi elektronik atau digitalisasi yang cukup mudah, membuat kita terjebak pada ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran, sehingga menyebabkan pembengkakan financial.
Itulah beberapa kelemahan penggunaan transaksi digital yang harus kita waspadai, disamping masih cukup banyak kelebihan dan kemudahan transaksi digital ini bagi para penggunanya.
Kelebihan dari penggunaan transaksi digital disamping mudah, tidak ribet, tidak dibatasi oleh jarak, ruang dan waktu, juga lebih efektif dan lebih aman, ketimbang dengan memakai uang kartal.
Risiko pencopetan secara nyata lebih mudah diantisipasi, meskipun resiko jebakan para penjahat yang juga masuk dalam sebuah aplikasi juga tidak bisa kita pungkiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H