"Kalau kita lihat dari transaksi penggunaan untuk mobile banking kita itu tumbuhnya sampai 49%. Sementara penggunaan uang kartal itu relatif kecil, hanya 6-9%," tutur Destry beberapa waktu lalu.
"Jadi artinya, mayoritas insight dari masyarakat kita untuk digitalisasi itu makin baik. Dan penggunanya, dalam hal ini merchant-merchant UMKM itu juga mereka sudah banyak sekali yang menggunakan."
Tingginya masyarakat melakukan transaksi secara digital kini sudah mencapai 49 % yang terus akan mengalami peningkatan, sementara uang kartal relatif semakin menyusut hingga sampai 6-9%.Â
Hal tersebut menunjukkan bahwa mudahnya transaksi digitalisasi saat ini sudah cukup digandrungi oleh masyarakat, karena lebih mudah, cepat, dan tidak dibatasi oleh jarak, ruang dan waktu.
Walaupun tidak bisa kita pungkiri, pastinya ada sisi kelemahan yang mengharuskan bagi kita untuk mempersiapkan startegi antisipatif dengan mempersiapkan uang kartal, terutama bagi pelaku UMKM.
Dengan digitalisasi kita tidak hanya bisa melakukan transaksi antar daerah, bahkan antar negara pun bisa dilakukan, hebatnya digitalisasi itu memang tidak dibatasi oleh jarak dan waktu, meski pasti ada sisi lemahnya yang juga perlu di antisipasi.
Merebaknya transaksi digital, mungkinkah uang kartal akan ditarik?Â
Ketika kita membahas dalam konteks di negara kita sendiri, tentu masih cukup jauh untuk hal tersebut, mengapa demikian? Karena situasi dan kondisi negara kita masih dalam perjalanan sebagai negara yang sedang berkembang, meski tanda-tanda kemajuan sudah mulai nampak dihadapan kita.
Kelebihan dan kekurangan transaksi digital yang perlu kita ketahuiÂ
Dalam satu sisi transaksi digitalisasi disamping mudah, cepat, efektif, tidak dibatasi jarak, ruang dan waktu, juga memiliki kelemahan yang harus kita ketahui.
Apa saja kelemahan dari transaksi digital yang perlu kita cermati, sebagai bagian dari pengguna aplikasi digitalisasi?