Mengapa kemudian Menkopolhukam menyampaikan ada dua unsur yang cukup mendasar atas tewasnya kematian Brigadir J, dan tragedi Duren tiga bukanlah kasus biasa, karena adanya persekongkolan atau bahasa Brigadir J saat Video Call dengan kekasihnya "Ada Skuad Lama" yang hendak menghabisinya.
Secara Hirarkis adanya persekongkolan yang memang sudah terindikasi untuk menghabisi Joshua, terlepas motifnya yang masih belum bisa diungkap saat ini, karena ada yang bilang menjijikkan, dan ada yang bilang hanya boleh di dengar oleh orang dewasa saja.
Secara Hirarkis adanya persekongkolan di tubuh Institusi Polri yang dilakukan oleh para oknum untuk menghabisi Brigadir J, maka hal itu harus diusut sampai ke akar-akarnya, untuk membenahi institusi Polri sebagai penegak hukum, sehingga Hukum tidak tebang pilih, dan Marwah Polri tetap terjaga dengan baik.
Lantas bagaimana dengan unsur Politisnya ? Secara politis, apakah ada pihak eksternal Polri yang menunggangi atas skenario kebohongan yang dibangun oleh sang Jenderal ? Terlepas benar atau tidaknya semua unsur masih terus di selidiki dan diusut secara tuntas.
Beberapa waktu yang lalu Luhut Binsar Panjaitan juga ikut bersuara terkait kasus kematian Brigadir J, bahkan pak Luhut menyatakan untuk menuntaskan dan "tangkap" siapa yang menjadi Becking Sang Jenderal cs dalam kasus kematian Brigadir J.
Dengan demikian adanya skenario kebohongan yang gagal ditengah jalan, semakin membuka tabir misteri kematian Brigadir J menjadi cukup panjang, karena luarnya asumsi masyarakat bahwa terjadi persekutuan besar di tubuh Polri yang di duga bisa mengarah ke eksternal Polri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H