Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Petaka Duren Tiga dan Korban Skenario Sang Jenderal

20 Agustus 2022   16:40 Diperbarui: 20 Agustus 2022   16:40 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa kemudian Menkopolhukam menyampaikan ada dua unsur yang cukup mendasar atas tewasnya kematian Brigadir J, dan tragedi Duren tiga bukanlah kasus biasa, karena adanya persekongkolan atau bahasa Brigadir J saat Video Call dengan kekasihnya "Ada Skuad Lama" yang hendak menghabisinya.

Secara Hirarkis adanya persekongkolan yang memang sudah terindikasi untuk menghabisi Joshua, terlepas motifnya yang masih belum bisa diungkap saat ini, karena ada yang bilang menjijikkan, dan ada yang bilang hanya boleh di dengar oleh orang dewasa saja.

Secara Hirarkis adanya persekongkolan di tubuh Institusi Polri yang dilakukan oleh para oknum untuk menghabisi Brigadir J, maka hal itu harus diusut sampai ke akar-akarnya, untuk membenahi institusi Polri sebagai penegak hukum, sehingga Hukum tidak tebang pilih, dan Marwah Polri tetap terjaga dengan baik.

Lantas bagaimana dengan unsur Politisnya ? Secara politis, apakah ada pihak eksternal Polri yang menunggangi atas skenario kebohongan yang dibangun oleh sang Jenderal ? Terlepas benar atau tidaknya semua unsur masih terus di selidiki dan diusut secara tuntas.

Beberapa waktu yang lalu Luhut Binsar Panjaitan juga ikut bersuara terkait kasus kematian Brigadir J, bahkan pak Luhut menyatakan untuk menuntaskan dan "tangkap" siapa yang menjadi Becking Sang Jenderal cs dalam kasus kematian Brigadir J.

Dengan demikian adanya skenario kebohongan yang gagal ditengah jalan, semakin membuka tabir misteri kematian Brigadir J menjadi cukup panjang, karena luarnya asumsi masyarakat bahwa terjadi persekutuan besar di tubuh Polri yang di duga bisa mengarah ke eksternal Polri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun